FAJAR, NUNUKAN — Kegiatan halalbihalal yang bertujuan sebagai ajang silaturahmi komunitas masyarakat adat Tidung Kabupaten Nunukan pasca Idul Fitri 1443 Hijriah ini digelar di halaman Baloy Adat Impong De Lunas Insuai Desa Binusan, Minggu (15/05).
Berbagai penampilan seni budaya Tidung pun tersaji, mulai dari Bela Diri Kuntaw, Kadandiu, Jepin, Hadrah, Rudot serta berbagai tarian lainnya. Turut berpartisipasi seluruh group Tari/Budaya se-kabupaten Nunukan.
Selain sebagai wahana silaturahmi, halalbihalal menjadi strategi untuk menyatukan dan mengokohkan ikatan adat budaya serta mencerminkan identitas masyarakat suku Tidung yang memiliki nilai adat dan budaya yang masih kental.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Laura menyampaikan bahwa halalbihalal adalah wadah silaturahmi dalam kehidupan bermasyarakat. Karena menurutnya untuk meningkatkan kebersamaan, rasa persaudaraan sehingga seharusnya memang diagendakan acara semacam halal bihalal meskipun sekali dalam setahunnya.
” Dan tentunya acara seperti halalbihalal seperti ini selalu mendapat perhatian dari pemerintah, maupun dari masyarakat kita. Saya bersyukur dalam berkehidupan, sosial kemasyarakatan berjalan tertib, aman dan kondusif, meskipun kita tahu bersama di Kabupaten Nunukan ini terdapat beberapa suku, adat istiadat tetapi saya sangat bangga dengan masyarakat saya, sampai sekarang masih menjaga soliditas dan keharmonisan lintas suku,” ungkap Bupati Laura.
Halalbihalal merupakan tradisi yang diwariskan dari para pendahulu, lanjut Bupati Laura, yang turun temurun sampai sekarang, halalbihalal juga sebagai wahana untuk saling memaafkan satu sama lain yang merupakan karakteristik masyarakat Indonesia.
“melalui Halalbihalal ini, kita diharapkan bisa saling memberi dan meminta maaf, sehingga pada akhirnya kita sama sama kembali bersih, suci dan siap menjalani hari-hari mendatang dengan penuh rasa optimisme,” jelasnya. (*)