Pemkab Bulungan Siapkan Pasar Murah, Antisipasi Dampak Inflasi di Tanjung Selor 

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR –  Tanjung Selor menjadi salah satu wilayah penyumpang inflasi terbesar, yang mencapai 7,4 persen. Kondisi ini membuat pemerintah setempat mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut. 

Bupati Bulungan, Syarwani juga membenarkan inflasi di Tanjung Selor berada di atas rata-rata nasional. Menurutnya, ada beberapa variabel yang memicu hal tersebut. Khususnya, beberapa komoditas yang tidak dihasilkan di daerah. 

“Ada beberapa komoditas yang harus didatangkan dari pulau jawa. Hal ini erat kaitannya dengan alur distribusi barang yang memakan waktu panjang,” kata Syarwani kepada Radar Kaltara, Selasa, 13 September. 

Menurutnya hal ini mempengaruhi disparitas harga komoditas tertentu. Kemudian, penyesuaian harga BBM juga menjadi salah satu pemicu tingginya inflasi di Tanjung Selor. Karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengendalikan inflasi tersebut.

“Masih tingginya inflasi di Tanjung Selor ini menjadi PR kita bersama bagaimana mengendalikan inflasi di bawah 5 persen sesuai arahan Presiden,” ungkapnya.

Untuk mengendalikan inflasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan pemerintah. Salah satunya, memastikan ketersediaan stok.

“Kalai dimungkinkan, kita juga akan melakukan operasi pasar,” bebernya.

Sejauh ini, kata Syarwani, ada beberapa komoditas yang didatangkan dari luar daerah. Misalnya, beras,bawang merah, telur dan daging.

“Petani lokal memang ada yang memproduksi beras dan bawang merah,” ujarnya.

Namun, hasil produksinya belum mampu memenuhi kebutuhan di daerah. Begitu juga dengan komoditas telur da  daging.

“Bahan material juga masih banyak yang didatangkan dari luar daerah. Misalnya, semen, paku dan seng,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Bulungan, Hj Murtinah mengatakan, untuk menekan inflasi di Tanjung Selor, Disperindagkop dan UMKM Bulungan berencana menggelar pasar murah. 

“Rencananya, 2 persen dari alokasi dana alokasi umum (DAU) akan dialokasikan untuk pasar murah,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa komoditas yang memengaruhi inflasi di Tanjung Selor. Yakni, bawang merah, telur cabai. “Tetapi, untuk harga cabai. Sekarang ini sudah turun dari Rp 120 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 68 ribu per kilogram,” ungkapnya.

Selain cabai, harga bawang merah juga sudah berangsur turun dari Rp 45 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg. Kemudian, untuk harga telur masih dikisaran Rp 63 ribu hingga Rp 65 ribu per piring. 

“Jadi, tiga komoditas itu yang memengaruhi tingkat inflasi di sektor perdagangan,” tambahnya.  (*) 

  • Bagikan