FAJAR, TANA TIDUNG — Kabupaten Tana Tidung, terus mencetak berbagai prestasi menakjubkan. Daerah berjuluk Bumi Upun Taka berhasil memecahkan rekor Luntungan terpanjang yang merupakan budaya khas suku Dayak Bulusu di RTH Joesoef Abdullah, Minggu, 6 November.
Costumer Relation Manager MURI, Lutvi S Pradana mengatakan, rekor sebelumnya dicetak oleh Kabupaten Malinau dengan total panjang luntungan 350 meter. Rekor tersebut, kata dia, berhasil dipecahkan oleh Tana Tidung dengan panjang 360 meter.
Sebanyak 18 bagian luntungan ditampilkan dengan panjang masing-masing 20 meter. “Pagi tadi kami telah melakulan verifikasi. Hasilnya sesuai dengan usulan pemerintah, yakni 360 meter dan ini berhasil memecahkan rekor baru, tak hanya skala nasional. Tetapi ini rekor dunia,” tegasnya.
Dengan begitu, kata dia, selama beberapa bulan terakhir sudah empat rekor yang berhasil dipecahkan oleh Tana Tidung. Mulai dari ketupat terbanyak, kumpol terbanyak, busak sarai, hingga luntungan terpanjang.
Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali mengatakan, Luntungan merupakan budaya khas suku Dayak Bulusu. Diapun ingin mengangkat budaya adat daerah Tana Tidung, agar bisa menggaung tak hanya di skala nasional. Tetapi internasional.
Selain itu, budaya ini akan dilestarikan pada momen Irau. Menurutnya Festival Irau sudah menjadi agenda tahunan masyarakat Tana Tidung yang terus akan digelar meriah pada tabun-tahun berikutnya.
“Kami tentu berharap budaya suku Bulusu dan Tidung masuk dalam Pesona Indonesia di Kementerian Pariwisata. Ini bentu keseriusan kami untuk terus melestarikan budaya,” ungkapnya.
Festival Budaya Irau 2022 merupakan yang pertama di kepemimpinan Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali dan wakilnya Hendrik. “Alhamdulillah masyarakat menyambut antusias, penilaian orang luar Tana Tidung, Irau Tana Tidung sangat spektakuler dan sangat kreatif,” ungkapnya.
Ke depan, sambung Ibrahim Ali, akan digelar lebih meriah lagi. Event ini akan dievaluasi agar tahun berikutnya bisa dilaksanakan dengan baik dan maksimal lagi.
Bupati, wakil bupati, Ketua DPRD Tana Tidung Jamhari, dan tamu VIP lainnya secara simbolis turut menumbuk padi bersama 800 penumbuk padi lainnya diiringi lagu khas suku Bulusu.
Luntungan merupakan alat penumbuk padi suku Bulusu. Sebelumnya Bupati bersama dengan tamu VIP lainnya juga mengikuti jepen massal yang juga diikuti warga Tidung yang ada di Tarakan, Nunukan, Tarakan, Malinau dan Bulungan.(*)