Menembus Tapal Batas Negeri Demi BBM Satu Harga

  • Bagikan
Penyaluran BBM ke Desa Long Ampung (Long Apung) Kecamatan Kayan Selatan, Kab Malinau, Kalimantan Utara.

FAJAR, MALINAU — Program BBM satu harga terus menjangkau berbagai wilayah di tanah air. Dari pedesaan terpencil, hingga di daerah tapal batas negeri.

Desa Long Ampung (Long Apung, red) di Malinau Kalimantan Utara, menjadi salah satu wilayah yang sangat dekat dengan perbatasan Negeri Jiran Malaysia. Wialayahnya terbentang luas dengan pemandangan hutan dan pengunungan yang alamnya masih terjaga.

Desa ini menjadi urat nadi perekonomian masyarakat di Kecamatan Kayan Selatan. Pusat aktivitas serta untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.

Akses yang sulit, membuat Long Apung sulit ditembus. Untuk jalur darat saja akan memakan waktu berhari-hari. Satu-satunya akses yang mudah yakni melalui jalur pesawat terbang, baik melalui penerbangan langsung di Tarakan, Balikpapan, atau di kota Malinau.

Meski dengan akses jalan yang esktem dan sulit, PT Pertamina tetap berkomitmen memberikan pelayanan bagi masyarakat. Kondisi desa yang terpencil, tak membuat niat perusahaan BUMN tersebut surut, dalam menyalurkan BBM.

Demi program BBM satu harga, suplai ke SPBU di wilayah tersebut tetap berkelanjutan. Targetnya, masyarakat di wilayah perbatasan tetap bisa menikmati BBM satu harga, sama halnya mereka yang berada di perkotaan.

Kepada FAJAR Kaltara, Sales Branch Manager Retail Rayon VI Kaltimtara, Faisal mengatakan pihaknya rutin mengirim BBM ke wilayah Long Apung meski masuk dalam kawasan yang sangat sulit diakses.

Pengiriman, kata dia, bahkan dilakukan melalui jalur sungai dari Samarinda, hingga ke akses darat dari Long Bagun, Kutau Barat selama dua sampai tiga hari. Jika kondisi cuaca sedang normal, maka perjalanan bisa ditempuh dengan cepat.

Namun, kata dia, jika kondisi hujan maka akses darat akan memakan waktu berhari-hari. Meski begitu, kata dia, sudah menjadi tanggung jawab PT Pertamina untuk tetap menyalurkan BBM untuk masyarakat.
Pihaknya menginginkan tak ada disparitas harga. Masyarakat di wilayah perbatasan berhak mendapatkan BBM dengan harga yang sama seperti di wilayah perkotaan.

“Kuotanya memang tak besar, hanya sekitar 10 ribu liter untuk Solar dan Premium, karena penduduknya sedikit. Setiap sekali pengiriman, kami suplai 1.000 liter, karena hanya menggunakan kapal dan lewat mobil,” ungkapnya kepada FAJAR, beberapa waktu lalu.

Meski begitu jumlah tersebut menurutnya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Long Apung dan sekitanya. Kini warga disana, bisa membeli BBM dengan harga yang sama, tak ada lagi ketimpangan.

“Kami memastikan stok baik Solar dan Pertalite bagi masyarakat Long Apung dan sekitarnya tetap tersedia. Alhamdulillah masyarakat juga membeli di SPBU, sehingga tak lagi harus beli BBM yang jauh dari harga seharunya,” tambahnya.

Semua biaya pengiriman, kata dia, ditanggung oleh PT Pertamina. Menurutnya ini merupakan subsidi dan bentuk perhatian negara kepada masyarakat, hingga ke wilayah terpencil.

Camat Kayan Selatan, Elpis Yedija mengapresiasi PT Pertamina yang tetap emberi perhatian bagi warganya. Meski akses sangat sulit, namun warganya tetap bisa merasakan program BBM satu harga di Long Apung.

Kini masyarakat bisa membeli Solar seharga Rp6.800 per liter dan Pertalite Rp10.000 per liter. “Kebutuhan warga kami juga tercukupi. Jadi masyarakat betul-betul merasakan kehadiran negara, salah satunya lewat program BBM satu harga,” tambahnya.

Elpis berharap, PT Pertamina tak berhenti memperhatikan masyarakat di wilayah perbatasan. Apalagi BBM menjadi salah satu kebutuhan utama mereka. Untuk itu, kata dia, dengan kehadiran BBM satu harga ini, stabilitas ekonomi masyarakat setenpat tetap terjaga baik.(*)

  • Bagikan