FAJAR, TANJUNG SELOR – Sejumlah warga di satuan pemukiman (SP) 9 Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Bulungan mulai membudidayakan jeruk siam madu. Namun, pengembangan ini belum didukung dengan pemenuhan infrastruktur pertanian.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Maju Lestari, Agus Wahyudi mengatakan bahwa penanaman jeruk siam madu ini perdana dilakukan di SP 9. Walaupun, saat ini ada beberapa petani yang mulai mengembangkan.
“Hari ini (kemarin, Red) ada sekitar 1.200 bibit jeruk siam madu yang ditanam di atas lahan seluas 2 hektare (ha),” kata Agus, Rabu, 23 November.
Untuk hasil produksi, saat ini belum dapat dipastikan. Apalagi pengembangan jeruk siam madu ini baru dimulai. “Sebelumnya, petani disini (SP 9) sempat mengembangkan jeruk borneo. Tetapi, hasilnya tidak maksimal karena air pasang surut,” ungkapnya.
Karena itu, petani akhirnya beralih untuk mengembangkan jeruk siam madu. Apalagi, hasil produksinya bisa mencapai 50-60 kilogram (kg) per pohon.
“Peluang pasar jeruk siam madu ini juga sangat terbuka lebar, karena lebih diminati masyarakat,” bebernya.
Meski begitu, petani berharap ada dukungan dari pemerintah untuk penyediaan infrastruktur pertanian. Misalnya, penyediaan pintu air dan saluran irigasi.
“Saluran irigasi yang ada sekarang ini masih minim. Jadi, kita berharap pemerintah dapat men-support (mendukung) untuk pemenuhan infrastruktur pertanian,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Bulungan, Syarwani memastikan bahwa Pemkab Bulungan melalui OPD teknis akan men-support pengembangan jeruk siam madu.
“Kita juga akan terus memberikan pembinaan kepada para petani agar kedepan hasil produksi bisa lebih maksimal,” bebernya.
Diharapkan, dalam kurang waktu yang tidak begitu lama, para petani sudah bisa memenuhi kebutuhan jeruk di Kaltara. Khususnya, di wilayah Bulungan.
“Kalau saya. Pemenuhan jeruk siam madu di Tanjung Selor yang lebih utama,” ujarnya.
Diharapkan, kedepan produksi jeruk siam madu di SP 9 ini bisa memenuhi kebutuhan di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan. “Saya berharap bukan hanya jeruk siam madu saja yang bisa dihasilkan di SP 9. Sayur-sayuran juga saya harapkan bisa dihasilkan,” harapnya.
Kemudian, untuk pemenuhan infrastruktur pertanian dipastikan tidak bisa dilakukan segaligus. Namun, hal itu menjadi bagian yang akan terus ditingkatkan secara bertahap.
“Tadi, saya sudah mendengarkan aspirasi yang disapaikan ketua gapoktan. Nah, ini menjadi bagian yang harus kita pikirkan kedepan. Kalaupun tidak bisa sekaligus, penataan akan kita lakukan secara bertahap,” pungkasnya.(*)