RSUD Bulungan Masih Butuh Tambahan Dokter Spesialis 

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR — Pelayanan di RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo masih belum maksimal. Ada beberapa kebutuhan dokter spesialis yang belum terpenuhi. 

Kepada FAJAR, Kasi Humas dan Hukum dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, Prih Muji Darmawan mengatakan, saat ini standar RSUD Bulungan masih berada pada posisi rumah sakit Tipe C. Pihaknya terus berupaya, untuk melengkpi sarana dan prasarana hingga pelayanan kesehatan sehingga bisa naik satu tingkat ke Tipe B. 

Dengan tingkatan saat ini, layanan RSUD Tanjung Selor diakuinya memang masih terbatas. Sekarang, kata dia, ada 20 jenis spesialis penanganan yang masih hisa di cover oleh dokter di RSUD Bulungan. 

Terdiri dari Spesialis Saraf, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Obgin, Spesialis Petokogi Klinik, Spesialis THT-KL, Spesialis Anastesi, Spesialis Jantung, Spesialis Radiologi, Spesialis Konservasi Gigi, Spesialis Anestesiologi, Spesialis Paru, Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Spesialis Mata, Spesialis Patologi Anatomi, Spesialis Kejiwaan, Spesialis Dermatologi, Spesialis Bedah, Spesialis Fisik dan Rehabilitasi, Spesialis Gigi Anak, Spesialis Bedah, Dokter Gigi, dan Dokter Umum. 

“Total dokter kami ada 44 orang yang terdiri dari spesialis tersebut. Kemudian perawat kami totalnya 226 orang,” bebernya, kepada FAJAR saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 7 Maret. 

Dari total spesialis tersebut, pihaknya mengakui masih ada kebutuhan tambahan dokter. Terutama spesialis yang belum ada di RSUD Bulungan. Salah satunya Spesialis Ortopedi untuk pengobatan kasus-kasus patah tulang utamanya yang kronis. 

Apalagi, kata dia, banyak kasus kecelakaan utamanya kendaraan bermotor yang menyebabkan patah tulang kronis dan butuh penanganan cepat. “Selama ini pesien tersebut selalu kami rujuk ke Tarakan, karena memang belum ada Spesialis Otopedi untuk menangani pasien ini,” tambahnya. 

Selain itu, pihaknya juga masih membutuhkan sejumlah alat media penting yang memang belum ada di RSUD Bulungan. “Misalnya saja CT Scan,  yang membutuhkan penanganan untuk penggunaan alat ini juga masih kami rujuk ke Tarakan,” tambahnya. (*) 

  • Bagikan