FAJAR, TARAKAN – Menjelang Iduladha Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tarakan mendapati sudah ada 461 ekor sapi masuk ke Tarakan. Terhadap sapi yang masuk ke Tarakan pun dilakukan pengawasan ketat oleh pihak BKP Tarakan.
Dokter Hewan BKP Kelas II Tarakan, drh. Budi Setiawan mengatakan, dari 461 ekor sapi yang masuk didapati melalui pengiriman sebanyak 5 kali.
“Sapi dari Sinjai itu masuk sebanyak 12 ekor dan 66 ekor yang diterima melalui Kabupaten Nunukan menuju Kota Tarakan,” katanya, Selasa (6/6).
Diakui Budi, sapi tersebut dikirim ke Nunukan terlebih dahulu sebelum ke Tarakan, lantaran tidak ada kapal langsung dari wilayah Pare-Pare ke Kota Tarakan. Kemudian sebanyak 100 ekor sapi dari Polewali Mandar (Polman). “Tanggal 23 Mei lalu itu ada 288 ekor sapi juga yang sudah masuk ke Tarakan. Itu dari Gorontalo dan langsung ke Tarakan,” sebutnya.
Nantinya direncanakan pada 12 Juni mendatang, akan ada wacana pengiriman sapi sebanyak 400-an ekor dari Gorontalo yang akan langsung tiba di Tarakan. “Selama ada sapi masuk ke Tarakan, kita hanya melaksanakan fungsi pengawasan kesehatan sapi saja,” imbuhnya.
Ia menjelaskan lebih lanjut, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2023, pengiriman sapi dari daerah wabah maupun bebas sudah boleh dilakukan namun harus disertai dengan analisa risiko. Namun analisa risiko tersebut sifatnya bisa diabaikan, asal hewan tersebut hanya untuk dipotong dan bukan untuk dibudidayakan.
Saat ini, sudah ada daerah pengiriman yang dimiliki analisis risiko oleh pemerintah Kaltara, yaitu Gorontalo, Sinjai dan Polman. Adapun standar pengiriman dari lokasi wabah ke zona hijau, tetap terdapat pemeriksaan dokumen berupa hasil pengujian laboratorium dari daerah asal, kemudian melakukan bio security seperti disinfeksi alat angkut dan hewan tersebut. “Kita juga akan tetap melakukan monitoring di kandang peternak sapi di setiap titik Tarakan,” bebernya.
Terhadap sapi yang masuk ke Tarakan, pihak akan memberikan bantuan disinfektan kepada peternak. Sapi yang masuk pun tidak akan dilakukan karantina, lantaran sudah karantina di daerah asal. “Vaksinasi juga sudah dilakukan apalagi PMK ini dua kali divaksin, karena tujuannya kan untuk dipotong,” tutupnya. (*)