FAJAR, TANJUNG SELOR – Pemprov Kaltara memastikan vaksin rabies sudah terdistribusi ke seluruh daerah di Kaltara. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi penyakit rabies agar tidak menyebar ke seluruh wilayah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara, H Usman melalui Kepala Seksi bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Judianto Limbong mengatakan kasus gigitan hewan terhadap manusia memang kerap terjadi di Kaltara.
semua kasus gigitan hewan pembawa rabies tersebut sejak tahun 2018 tidak ditemukan kasus rabies pada Manusia di Wilayah Kaltara.
“Meskipun saat ini belum ada kasus positif rabies, pihaknya akan selalu melakukan imbauan kepada masyarakat jika terkena gigitan hewan tersebut,”tegasnya.
Judianto Limbong mengungkapkan, Dinkes Kaltara sudah mendistribusikan vaksin ke wilayah kabupaten/kota untuk mencegah terjadinya peningkatan rabies. Utamanya daerah yang endemis seperti Kabupaten Bulungan, Tana Tidung, Malinau dan Kab.Nunukan.
Hingga saat ini Dinkes Kaltara juga telah menyediakan vaksin sebanyak 250-400 Vial. Kemudian sudah didistribusikan ke Kab/Kota Se-Kaltara.
Untuk diketahui sejak Januari hingga Mei 2023 terdapat 206 Kasus gigitan hewan pembawa rabies di Kaltara. Kota Tarakan menjadi wilayah terbanyak dengan 118 kasus, Bulungan 56 Kasus, Nunukan 27 Kasus, Tanah Tidung dengan 4 Kasus dan Malinau sebanyak 1 Kasus.
Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi masalah rabies yang mengacu pada Pedoman Regional Pengendalian Rabies.
Selanjutnya, Limbong mengatakan masyarakat juga perlu waspada dan memahami cara penanganan orang yang tergigit binatang rabies. Tata cara gigitan hewan (manajemen luka) di masyarakat.
Pertama harus dicuci lukanya dengan air mengalir dengan sabun minimal selama 15 menit dan segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk ditangani dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) Gratis sesuai dengan indikasinya.
Pemerintah Provinsi Kaltara memiliki Rabies Center yaitu sakit Umum Jusuf SK di Tarakan, dan semua fasyankes seperti Puskesmas yang ada sudah mampu untuk manajemen tatalaksana rabies di wilayah masing-masing guna mengantisipasi penularan rabies di Kaltara. (*)