FAJAR, JAKARTA — Puasa Ramadan tahun ini berpotensi besar mengawali perbedaan penetapan awal masuknya bulan suci antara Muhammadiyah dengan versi pemerintah. Terkait hal itu, Kementerian Agama meminta masyarakat tetap menjaga toleransi dalam menyikapi perbedaan.
Sebagaimana diketahui, PP Muhammadiyah sejak awal tahun mengeluarkan maklumat. Isinya, antara lain, menetapkan awal puasa Ramadan tahun ini jatuh pada Senin, 11 Maret. Muhammadiyah sudah bisa menetapkan awal puasa karena menggunakan metode hisab.
Sementara itu, selain menggunakan hisab, NU juga melakukan rukyat atau pengamatan hilal. Dari metode hisab, pada Minggu (10/3) hilal memang sudah di atas ufuk. Tetapi, tingginya masih di bawah satu derajat sehingga kecil kemungkinan untuk bisa dirukyat. Dengan demikian, NU hampir dipastikan akan mengawali puasa pada Selasa, 12 Maret 2024.
“Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi,’’ kata Menag Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Dalam surat edaran menyambut Ramadan yang dikeluarkan Selasa (5/3) malam, isinya tidak hanya soal sikap terhadap perbedaan awal puasa.
Poin lainnya, antara lain, berkaitan dengan panduan ibadah selama bulan puasa dan Lebaran, termasuk saat malam takbir. Umat Islam diminta untuk sesuai syariat Islam dan menjaga toleransi.