FAJAR, TANJUNG SELOR — Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Kaltara menggelar kegiatan Kenduri Untuk Mewujudkan Desa Siaga Dengan Resiliensi di baloy Adat Tidung, Jalan Telaga Keramat, Kel. Kampung Enam, Kec. Tarakan Timur, Kota Tarakan, Rabu, 05 Juni.
Kegitan ini mengangkat tema “Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme” yang diselenggarakan oleh BNPT RI bersama FKPT Prov Kaltara.
Ketua FKPT Kaltara Dt. Iskandar Zulkarnaen menyampaikan jika terorisme merupakan tindak kejahatan besar di dunia. Kejahatan ini tidak disertai dengan pemahaman agama, karena semua agama mengajarkan kedamaian.
Jika dilihat dari dampak terorisme, yaitu merusak stabilitas ekonomi, politik, pertahanan di negara. Teror merupakan bentuk kejahatan yang serius.
“Penyebaran paham Radikal sangat marak. BNPT mengajak para bapak ibu untuk lebih memahami peran bapak ibu, agar kita bisa terbebas dari paham Radikalisme. Harapannya kita bisa menjaga kedamaian di tengah-tengah masyarakat ungkapnya.
Haris Kepala Kesbangpol Kota Tarakan menyampaikan ancaman radikalisme dan terorisme merupakan hal yang serius harus kita antisipasi. Kegiatan ini bertujuan dalam rangka membentuk desa siaga untuk menanggulangi terorisme.
“Kita semua harus menyadari , tanggung jawab pencegahan radikalisme ini harus dilakukan semua pihak. Melalui kegiatan ini kita tidak hanya membangun kesadaran, namun kepedulian pada lingkungan sekitar kita, sehingga kita menciptakan desa, kelurahan dan kecamatan yang bebas dari paham radikalisme,” ungkapmya.
Pemahaman yang utuh terhadap kebersatuan, kata dia, harus selalu pahami bersama. “Saya mengajak kita semua untuk mengenali paham radikalisme, sehingga kita bisa terhindar dari paham-paham tersebut,” jelasnya.
Diapun mengapresiasi atas kegiatan ini. Semoga forum ini memberikan sumbangsih terhadap pembentukan desa siaga terhadap paham radikalisme di kota tarakan.
Dr. Nur Asikin, S. Hi.,MH selaku Kabid Perempuan FKPT Kaltara menjelaskan geografis yang beragam serta jumlah penduduk sebesar 733.713 menjadi salah satu tantangan bagi Kalimantan Utara.
Potensi Kalimantan Utara sangat besar terhadap radikalisme dan terorisme. Pada tahun 2017 Kalimantan Utara menjadi urutan ke lima daerah di Indonesia yang berpotensi aksi radikalisme. Selain itu potensi kaltara terhadap paham radikalisme ini karena kaltara sebagai penyangga IKN.
Potensi Kaltara sangat besar dalam pintu masuk penyebaran masuknya paham radikalisme dan terorisme. Kaltara merupakan pintu masuk berbagai macam kegiatan ilegal dari penyelundupan narkoba dan kegiatan ilegal lainnya.
Media sosial merupakan jalan dalam penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Kenapa Media online digunakan sebagai alat penyebaran paham radikalisme?pertama Media online mudah diakses, sulit dikontrol, media nya luas, kecepatan informasi.
“Media online sangat mudah diakses, sehingga hal tersebut sangat mudah dijadikan alat untuk penyebaran paham radikalisme. RT menjadi ujung tombak dalam kewaspadaan kita terhadap warga pendatang. Waspadai setiap warga pendatang yang dikhawatirkan bisa menimbulkan hal negatif di masyarakat,” tambahnya.