FAJAR, TANJUNG SELOR – Salah satu strategi mengejar target penurunan angka stunting hingga zero kasus, sebagai bentuk komitmen untuk memastikan pendampingan, pendataan, monitoring, dan evaluasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan menggelar rapat tim percepatan penurunan stunting dengan Gerakan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan stunting tahun 2024 di Ruag Tenguyun Kantor Bupati, Jumat (21/6/2024).
Membuka kegiatan tersebut, Bupati Bulungan Syarwani, S.Pd.M.S.i menjelaskan, sasaran pelaksanaan program ini adalah ibu hamil, balita, dan calon pengantin (Catin).
Sedangkan tujuan dari gerakan serentak ini adalah meningkatkan cakupan kunjungan sasaran ke Posyandu untuk melakukan deteksi dini masalah gizi yang dilanjutkan dengan edukasi terkait pencegahan stunting.
Serta melakukan tindakan intervensi segera kepada sasaran yang mengalami masalah gizi berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas.
“Untuk di Kabupaten Bulungan sudah terbentuk tim percepatan penurunan stunting. Sehigga keberadaan tim ini sangat vital, karena diisi oleh lintas pemangku kepentingan, tidak hanya diampuh oleh pemerintah daerah, termasuk TNI, Polri pelaku usaha, kecamatan hingga desa, sesuai tingkatanya, termasuk tim penggerak PKK,”terang bupati.
Dengan kekutan besar yang melibatkan semua unsur pemangku kebijakan, akan lebih memudahkan pergerakan mewujudkan Bulungan zero kasus stunting.
“Dari update data penurunan stunting sebelumnya kita berada di bawah angka nasional. Namun kita optimis bisa mewujuidkan zero stanting,”tegasnya.
Bupati menambahkan, dengan tim ini pihaknya berupaya agar jangan sampai ada keluarga yang terancam tumbuh kembangnya. Upaya pencegahan stunting yang dilakukan Pemda Bulungan dalam bentuk preventif melibatkan semua unsur termasuk Kementerian Agama (Kemenag) terutama memberikan edukasi pada para calon pengantin.
“Yang saya katakan di seribu hari kelahiran, selama ini sudah berjalan penguatan dari segi klinis untuk para ibu hamil. Termasuk membangun pola hidup, asupan gizi bagi para ibu hamil meminimalisir potensi stunting,”tambahnya.
Selian itu, upaya edukasi dan sosialisasi juga dilakukan dikalangan generasi mileninal dengan melibatkan forum anak daerah.
“Kita butuh teman-teman sebaya, genarasi milenial kita butuh influensernya. Kita punya forum anak daerah, komonitas anak muda yang bisa mengkampanyekan pencegahan stunting informasi pencegahan stunting yang mudah ditangkap,”jelasnya.
Secara strategis, tim penurunan stunting Bulungan telah dirumuskan 10 PASTI dalam intervensi serentak yang melibatkan semua unsur pemangku kepentingan.
Memastikan dilakukan pendataan seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita. Memastikan seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita datang ke Posyandu. Memastikan alat antropometri terstandar tersedia di setiap Posyandu.
Memastikan seluruh kader Posyandu memiliki keterampilan dalam penimbangan dan pengukuran. Memastikan penimbangan dan pengukuran menggunakan antropometri terstandar. Memastikan intervensi pada seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita yang mempunyai masalah gizi.
Memastikan seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita mendapatkan edukasi. Memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran ke aplikasi Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPBGM) dan calon pengantin ke aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (elsimil).
Memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap intervensi serentak. Serta memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak, termasuk rujukan kasus ke fasilitas kesehatan.(*)