FAJAR, TARAKAN – Setelah mendapat kepastian sebagai pasangan calon dengan terbitnya surat pencalonan dari partai politik (parpol), DR (H.C) Zainal Abidin Paliwang SH, MH dan Ingkong Ala SE, M.Si meluncurkan slogan ‘Pelayan Rakyat’, melayani dengan sepenuh hati. Slogan kampanye pilkada ini memperkuat komitmen Zainal Paliwang dalam memimpin Kaltara sebagai pelayannya rakyat.
“Sejak memutuskan untuk maju di Pilkada 2020, saya melepas jabatan, pangkat. Saya bukan jenderal. Saya hanyalah masyarakat biasa yang ingin mengabdi, melayani masyarakat Kalimantan Utara,” kata Zainal A Paliwang, Selasa (6/8/2024).
Dengan terpilihnya ia di Pilkada 2020 itu sebagai Gubernur Kaltara, komitmen melayani masyarakat Kaltara pun diwujudkannya, dengan melaksanakan program yang ia janjikan saat kampanye. “Sekarang, alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk kembali mencalonkan diri di Pilkada 2024, saya tegaskan komitmen saya sebagai pelayan rakyat,” tegas Zainal.
Menurut Gubernur Kaltara itu, yang dibutuhkan masyarakat adalah pemimpin yang mampu mewujudkan harapan masyarakat, yakni kehidupan yang damai dan sejahtera. Untuk mewujudkan cita-cita itu, tentu harus punya semangat dasar, yakni semangat melayani masyarakat dengan tulus dan ikhlas.
Bukan semangat elitis, yang menempatkan diri di posisi yang lebih tinggi derajatnya dari rakyat. “Pejabat, kepala daerah itu bukan dilayani, tapi dia yang harus melayani,” tegas Zainal.
Karena itulah, sejak ia maju di Pilkada 2020 lalu, ia melepaskan semua atribut ke-jenderalannya, untuk sepenuhnya melayani masyarakat. “Saya bukan jenderal, saya pelayan rakyat. Saya abdikan diri saya untuk melayani masyarakat, mengabdi untuk kepentingan rakyat,” ujar Zainal.
Ditanya apa program kerja yang akan diusung di Pilkada 2024 ini, menurut Zainal, sedang disiapkan untuk digodok oleh tim ahli. yang pasti, katanya, program yang akan diusung yakni kelanjutan dari program saat ini, dan sejumlah program yang realistis untuk diwujudkan dan segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Saya tidak akan membuat program yang terlalu tinggi, yang tidak membumi. Kita harus realistis. Realistis dengan kebutuhan masyarakat, realistis dengan anggaran serta selaras dengan program nasional di daerah,” jelas Zainal. (*)