FAJAR, TARAKAN – Salon kecantikan menjadi salah satu pintu penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), Dinas Kesehatan (Kaltara) meminta kerjasama pemangku kepentingan dan masyarakat ikut melakukan penanggulangan HIV/AIDS.
Meningkatnya kasus HIV/AIDS di Kaltara memang disebabkan oleh beberapa faktor tak hanya dari hubungan seksual, namun penggunaan jarum suntik secara bergantian. Pada kasus penggunaan jarum suntik sendiri, dapat terjadi di tempat-tempat rawan seperti studio tato, salon kecantikan dan klinik kecantikan yang pada dasarnya menggunakan alat yang menimbulkan luka.
Kepala Dinkes Kaltara, Usman menuturkan memang banyak resiko-resiko terjadinya penularan di salon maupun klinik kecantikan. Menurutnya penggunaan jarum suntik maupun alat treatmen yang berkali-kali kepada orang yang berbeda sangat beresiko melunarkan HIV/AIDS.
“Sebenarnya kalau di salon kecantikan atau klinik kecantikan menggunkan jarum suntik satu kali pakai itu tidak beresiko. Sama kalau menggunakan silet di tempat cukur misalnya, dia menggukan silet yang sama berulang kali ke orang yang berbeda tentunya bisa menularkan,” ujarnya.
Pengawasan untuk usaha-usaha klinik bahkan salon kecantikan memang harus dilakukan guna mengurangi kasus HIV/AIDS yang saat ini sedang naik-naiknya. Hal ini pun didasari oleh banyaknya salon kecantikan yang nekat melakukan perawatan kecantikan tanpa izin, tidak sesuai dengan ketentuan.
Oleh karena itu, ia meminta dan mengimbau kepada pemangku kepentingan dan masyarakat untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS. Di katakan Usman, Dinkes Kaltara pun membutuhkan dukungan untuk menertibkan hal-hal yang dapat memicu terjadinya penularan.
“Imbauan kepada masyarakat waspada, penularan HIV/AIDS bisa dari alat-alat pendukung perawatan kecantikan. Kalau memang ingin melakukan perawatan kecantikan silahkan cari tempat yang aman, yang menangani itu merupakan yang ahli yang mengetahui penggunaan alat kecantikan khusnya yang menimbulkan luka,” pungkasnya. (*)