Penanganan ODGJ Perlu Peran Keluarga dan Lingkungan

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR – Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang ada di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) terbilang cukup tinggi.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Agus Swandy, dengan jumlah penduduk yang terbilang kecil, angka ODGJ sudah mencapai ratusan. Baik di katagori tingkat berat maupun tingkat rendah.

“Dengan jumlah sekitar kurang lebih 800an ODGJ yang ada di Kaltara, Malinau paling tertinggi angka gangguan jiwanya,” ucapnya. 

Dalam penanganan ODGJ, tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yakni pasca perawatan kejiwaan, pasalnya banyak ODJG yang sudah sembuh dan kembali keluarga gangguan kejiwaan kembali lagi.

“Karena yang harus diperhatikan itu adalah obatnya karena, minim obat rutin dan seumur hidup, kalau nggak rutin gangguan kejiwaan akan kembali lagi,” terangnya.

Selain pasca penanganan kejiwaan, masalah penerimaan di lingkungan keluarga dan masyarakat juga menjadi hal yang sangat penting. Jika pasien masih dianggap sebagai orang gila, padahal sudah dinyatakan sembuh oleh rumah sakit, gangguan kejiwaan seseorang akan bisa kembali. Padahal peran keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesembuhan kejiwaan.

“Sebetulnya dalam penanganan ODGJ itu yang penting, pasca penanganan agar bisa dia (Pasien) kembali seperti semula,” ungkapnya.

Untuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yang ada di Kalimantan Timur (Kaltim) banyak ODGJ yang ingin di pulangkan ke kampung halaman, namun tidak tahu ingin dipulangkan ke mana. Pasalnya, rata-rata pasien ODGJ yang diantar ke RSJ tidak tahu keluarganya begitu juga di Kaltara.

“Tapi bagusnya RSJ di sana ODGJ diberikan pembinaan untuk bertukang misalnya atau jadi pengurus di RSJ, di sini (Kaltara) kan juga banyak ODJG pendatang kadang ketemunya di kapal, ada juga yang sengaja di lepas ke sini itu yang masih menjadi perhatian kita, mudah-mudahan pembangunan RSJ di Kaltara dapat direalisasikan,” pungkasnya.

  • Bagikan

Exit mobile version