FAJAR, NUNUKAN — Budi daya tanaman porang di Nunukan kian berkembang. Perlahan tapi pasti Danni Iskadar terus berupaya memberi edukasi, tentang tanaman yang masuk dalam komoditas ekspor itu.
Kepada FAJAR, pria yang akrab disana H Danni ini tak segan berbagi cerita tentang awal mula dirinya menggeluti tanaman porang. Memang baru hitungan bulan, namun dibawah pengawasannya sudah ada lebih dari 20 kelompok tani di Nunukan yang mengembang biakkan tanaman ini.
DI halaman rumahnya sendiri, ada 7.000 tanaman porang. Kemudian ada juga puluhan ribu tanaman lain di lahan perkebunannya seluas 2 hektare. Sisanya dia mengajak masyarakat untuk ikut menanam, dengan luas lahan yang bervariasi.
“Motivasi saya menggeluti ini karena pak Jokowi pernah berkata jika porang akan menjadi pangan masa depan,” ungkappnya ketika ditemui FAJAR KALTARA di rumahnya, Rabu, 16 Maret.
Perlahan namun pasti, sejumlah masyarakat mulau teredukasi. Bahkan mantan ketua DPRD Nunukan itu, telah menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak swasta untuk pengembangan porang.
Ada 200 ribu bibit yang disiapkan, untuk masyarakat. Dia pun sudah menyiapkan tim pendamping yang bisa membantu masyarakat melakukan budi daya.
Dia mengatakan, potensi pendapatan porang juga sangat besar. Harga perkilogramnya saja di atas Rp5 ribu, bahkan pernah tembus Rp10 ribu. Dalam 1 hektare, pendapatan bisa mencapai Rp800 juta.
Selain itu, tanaman porang memiliki biji katak yang bisa dikembangbiakkan menjadi bibit. Selama ini dia banyak memesan bibit dari luar, yakni di Jawa dan Sulsel.
Targetnya ke depan, dia ingin menciptakan bibit lokal. “Kita ingin bibit tak perlu lagi dipesan dari luar. Kembangkan bibit lokal tersendiri, untuk para petani,” tambahnya. (*/ful)