- Beri Subsidi Bagi Pengguna Jasa
NUNUKAN, FAJAR — Aktivitas kontainer di area petu kemas Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, kian menggeliat. Alur distribusi barang kian padat yang menggambarkan aktivitas perdagangan terus meningkat.
Pantauan FAJAR, pengangkutan barang didominasi oleh rumput laut. Kontainer berisi komoditas unggulan Nunukan tersebut akan didistribusikan melalui kapal tol laut ke wilayah Makassar. Ada satu kapal tol laut yang saat ini beroperasi untuk rute tersebut
Operator PT Gunung Sebatung, Mardha Hada mengatakan, saat ini keberadaan tol laut sangat membantu aktivitas perdagangan di wilayah Nunukan. Alur distribusi barang kian lancar dan betul-betul dinikmati oleh masyarakat.
Kata dia, kapal tol laut sudah mengangkut 60 kontainer dari wilayah Makassar. Pengangkutan ini, diakuinya untuk dua rate. Bahkan berkat layanan tersebut, jadwal pengangkutan kontainer kian padat. Utamanya untuk komiditas unggulan seperti rumput laut.
Kata dia, pihaknya sebagai agen melihat geliat perdangan yang sangat tinggi. Apalagi pemerintah telah memberikan subsidi keringanan biaya sewa kontainer yang sangat murah. Yang terpenting, penggunanya mesti melakukan boking melalui aplikasi.
Menurunya biaya untuk pengangkutan melalui aplikasi tol rata-rata berkisar Rp5 jutaan. “Kemudian ada subsidi sewa kontainer. Ini sangat membantu dan meringankan beban pengguna jasa,” bebernya kepada FAJAR, Rabu 13 April.
Pihaknya juga telah mendapat penghargaan dari Kementerian Perhubungan karena geliat distribusi barang tol laut ke wilayah Nunukan sangat tinggi. “Pemerintah pusat memang melihat daerah yang berpotensi. Alhamdulillah distribusi barang ke Nunukan sangat tinggi,” ujarnya.
Selain subsidi biaya penyebarangan melalui tol laut, ada juga tambahan subsidi untuk angkutan daratnya.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Nunukan, Sabri.
Dia mengatakan, pemberian SOA (Subsidi Ongkos Angkutan) barang yang melalui tol laut, sebagai upaya pemerintah pusat dalam menekan harga kebutuhan pokok di daerah.
“Tambahan subsidi ini dari pelabuhan depo ke gudang pemilik barang. Jadi, dua subsidi masuk, ada angkut lautnya dengan angkut daratnya,” ujarnya.
Untuk subdisi angkut barang darat ini, kata dia, dikelola oleh Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (Damri) yang menyediakan kuota sebanyak 5 ribu ton.
“Nah, kalau nilai rupiahnya itu ada di mereka, kami belum dapat datanya. Jadi, Damri ini kontrak dengan Pelindo dengan 50 jasa pengangkut. Nah, kuota 5 ribu ton ini tidak sekali pakai. Artinya kalau jumlah barang yang datang hanya 50 ton, ya 50 ton dulu yang dibayar Damri,” jelasnya.