FAJAR, TANA TIDUNG, — Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone (KKMB) Tana Tidung ikut menyajikan sesuatu yang menarik pada Karnaval Budaya KTT, Kamis, 3 November. Ada replika bola soba yang menjadi tontonan menarik bagi masyarakat.
Kemudian, replika ini dilengkapi dengan songkok recca raksasa. Di dalamnya ada enam warga Bone yang menemgenakan pakaian khas Sulsel, baju bodo.
Ketua KKMB Tana Tidung Asman Muchlis mengatakan apa yang ditampilkan sebagai upaya memperkenalkan budaya masyarakat bone ke warga KTT. Ada bola soba dan songkok recca yang menjadi ciri khas budaya adat kami.
Apalagi Bola Soba merupakan warisan budaya Sulsel. Songko recca juga telah dipatenkan sebagai warisan budaya tak benda. “Inilah yang kami perkenalkan ke masyarakat Tana Tidung. Kami juga ingin warga Bone di perantauan terus mengingat budaya asal mereka,” ungkapnya.
Bola soba adalah rumah adat yang terdapat di kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Bola soba berasal dari dua suku katan yaitu bola yang berarti rumah dan soba yang berarti persahabatan. Didirikan pada tahun 1890 oleh raja bone yang bernama Lapawawoi Petta Ponggawae. Nama asli dari bola soba sendiri yaitu “Sao Raja Petta Ponggawae” yang berarti rumah jabatan raja panglima. Bola Soba dijadikan sebagai tempat penjamuan kerajaan Bone terhadapa company Belanda beserta tamu-tamu dari kerajaan lain seperti kerjaan Luwu dan Wajo. Disinilah awal mula penamaan Bola Soba yang berarti rumah persahabatan atau dalam Bahasa Bugis Sao Madduppa To Pole.
Bola Soba memiliki karakter tersendiri dari rumah adat lainnya. Rumah adat ini berbahan dasar kayu dengan bentuk rumah panggung dengan penyangga tiang yang merupakan karakteristik rumah tradisional Bugis. Bola Soba terdiri dari tiga bagian yaitu bagian paling atas atau atap (Rakkeang), bagian tengah atau badan bangunan (Ale Bola), dan bagian bawah bangunan (Awaso atau Siring). Terdapat 35 tiang dengan ukuran besar yang digunakan sebagai induk.
Songkok Recca atau Songko’ To Bone merupakan songkok khas Bugis. Songkok Recca merupakan salahsatu karya budaya masyarakat Bone pada khususnya dan Sulawesi selatan.
Disebut karya budaya karena Songkok Recca ini dibuat oleh tangan manusia yang dibuat sejak masa pemerintahan Arung Palakka sampai saat ini. Sementara penamaanya disebut Songkok Recca karena dilihat dari proses pembuatannya, dimana bahan pokoknya direcca- recca (dipukul-pukul) terlebih dahulu. (*)