FAJAR, TANJUNG SELOR – Pemkab Bulungan melalui Tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Bulungan menggelar pasar murah di beberapa lokasi dan waktu berbeda. Hal itu dilakukan untuk menyediakan barang dengan harga di bawah pasar dengan menekan harga jual dan inflasi.
Asisten II Setkab Bulungan, Errin Wiranda mengatakan, pasar murah ini digelar untuk menyeimbangkan harga kebutuhan pokok menjelang Nataru 2023 serta upaya menekan angka inflasi di daerah. “Tanjung Selor pada bulan November 2022 mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 9,20 persen,” kata Errin, Selasa, 13 Desember.
Dengan adanya pasar murah ini diharapkan inflasi di Tanjung Selor dapat dikendalikan. Hal ini sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri RI). “Kita kan rutin melakukan rapat dengan Kemendagri setiap Senin,” ungkapnya.
Dalam arahannya, pemda diminta untuk mengendalikan inflasi dengan melakukan pasar murah dan inspeksi mendadak (sidak) pasar. “Pemda juga diminta untuk memastikan kelancaran distribusi pangan,” bebernya.
Berdasarkan hasil sidak, ketersediaan stok aman. Kemudian, untuk kelancaran distribusi dari Kaltim-Kaltara, TPID mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kaltara. “Sekarang ini kan ada perbaikan di ruas jalan Bulungan-Berau. Sementara, kebutuhan pokok banyak didatangkan dari Samarinda. Seperti, telur, bawang merah dan bawang putih,” ujarnya.
Atas dasar itu, TPID Bulungan melakukan koordinasi dengan BPJN Kaltara untuk percepatan pekerjaan ruas jalan tersebut. “Alhamdulillah, sekarang ini proses distribusi barang sudah berjalan lancar,” ungkapnya.
Meski begitu, pasar murah dipastikan akan rutin digelar sampai akhir tahun. Namun, hal ini akan dievaluasi kembali oleh TPID Bulungan. “Pasar murah ini akan rutin digelar sampai akhir tahun ini. Tetapi, sambil berjalan akan kita evaluasi,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, TPID Bulungan bekerja sama dengan distributor. “Walaupun tidak jauh berbeda dengan harga pasaran, tetapi paling tidak kita sudah berupaya untuk mengendalikan inflasi di daerah,” ujarnya.
Menyoal apakah pasar murah ini disubsidi oleh pemerintah. Hingga saat ini hal itu belum dilakukan. Karena TPID masih mencari skema terkait hal tersebut. “Sekarang ini kita masih bekerja sama dengan distributor. Belum ada subsidi,” bebernya.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UMKM Bulungan, Murtina mengatakan, sebelumnya pasar murah sudah digelar di beberapa wilayah kecamatan. Direncanakan, hari kegiatan yang sama akan dilakukan di Tanjung Palas Barat.
“Untuk pembelian minyak goreng kita batasi 2 liter per orang,” ujarnya.
Karena itu, setiap pembelian, masyarakat wajib menunjukan e-KTP saat pembelian minyak goreng. “Total, ada sembilan komoditas yang kita jual di operasi pasar,” ujarnya.
Salah satunya, minyak goreng, gula, telur, bawang merah, bawang putih dan beberapa komoditas lainnya. “Kita bekerja sama dengan distributor untuk penyediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat,” ujarnya. (*)