FAJAR, TANJUNG SELOR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan mencatat terdapat 58 bencana terjadi sepanjang tahun 2022. Rangkaian bencana tersebut didominasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Plt Kepala Pelaksana BPBD Bulungan, Darmawan mengatakan, angka bencana sepanjang 2022 ini meningkat jika dibandingkan tahun lalu. Selama 2021, tercatat ada 54 bencana yang terjadi di daerah. Untuk karhutla tercatat ada 20 bencana yang terjadi sepanjang 2022.
“Banyak terjadi pada periode Agustus-September, karena pembukaan lahan dengan cara dibakar. Tahun ini kejadian karhutla memang tinggi. Tetapi, luasa lahan yang terbakar tidak seluas pada tahun lalu,” ungkapnya.
Mengantisipasi karhutla, BPBD Bulungan telah membentuk masyarakat peduli api (MPA). Dengan adanya pembentukan ini diharapkan kebakaran tidak semakin meluas.
“Kita juga sudah melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dengan beberapa perusahaan yang beroperasi di Bulungan,” ujarnya.
Dengan adanya MoU ini diharapkan seluruh perusahaan yang beroperasi di Bulungan ikut terlibat dalam menangani bencana Karhutla. “Jadi, kita sudah melakukan langkah untuk mengantisipasi karhutla di wilayah Bulungan,” ungkapnya.
Selain karhutla, bencana banjir juga masih mendominasi sepanjang 2022. Hal itu terjadi akibat cuaca ekstrem yang terjadi pada tahun ini. “Tetapi, bencana banjir yang terjadi tahun ini tidak masif,” bebernya.
Artinya, bencana banjir yang terjadi di Bulungan hanya di wilayah dataran rendah dan dipengaruhi oleh air pasang. “Jadi, banjir yang terjadi tahun ini tidak seperti banjir 2015,” ujarnya.
Di Bulungan, ada dua alur sungai yang manjadi parameter terhadap banjir. Yakni, Sungai Peso dan Sungai Bahau. “Kalau Sungai Bahau sudah meluap dipastikan debit air di Sungai Peso akan naik,” ungkapnya.
Cuaca ekstrem yang terjadi pada tahun ini juga mengakibatkan bencana tanah longsor dan pohon tumbang. “Tetapi, bencana longsor yang terjadi di Bulungan ini berbeda dengan daerah lain,” bebernya.
Sebab, tanah longsor yang terjadi di daerah ini tidak terjadi di kawasan pemukiman melainkan di ruas jalan. “Masih aman, karena tidak terjadi di kawasan pemukiman,” ujarnya.
Selain bencana hidrometeorologi, Covid-19 juga masuk dalam katagori bencana yang terjadi sepanjang 2021-2022. “Pemerintah sudah menetapkan status darurat Covid-19. Jadi, Covid-19 ini juga termasuk katagori bencana,” pungkasnya.(*)