FAJAR, TANJUNG SELOR — Saifullah Djamal resmi terpilih secara aklamasi, sebagai Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kaltara, di Hotel Pangeran Khar, Sabtu, 4 Maret. Beberapa program pun sudah dipersiapkan selama masa kepemimpinannya, 2023 hingga 2026 mendatang.
Pria yang menjabat sebagai Analis Kebijakan Ahli Madya Biro Ekonomi Setda Pemprov Kaltara ini terpilih, pada Musprov II IAI Kaltara, siang tadi. Awalnya ada tiga kandidat calon ketua,
Kepada FAJAR, Saifullah Djamal mengatakan ada beberapa program yang memang sudah menjadi visi misinya. Seperti, kata dia, mendorong anggota agar bisa memenuhi syarat sehingga bisa memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA).
Dia menjelaskan, saat ini baru ada 7 orang arsitek di Kaltara yang punya STRA. “Jumlahnya masih sangat sedikit. Sementara anggota kami saja sudah 60-an lebih. Kami akan menyiapkan wadah agar memudahkan anggota untuk memiliki STRA,” bebernya kepada FAJAR, usai terpilih sebagai ketua.
Kemudian, kata dia, IAI Kaltara juga akan aktif menggelar peningkatan kapasitas serta pelatihan kode etik. Menurutnya agenda pelatihan ini tak boleh luput dari program utamanya, agar kemampuan arsitek di Kaltara bisa bersaing secara nasional ataupun menembus internasional.
“Kami juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, apalagi angat banyak peluang di Kaltara. Hadirnya IKN, KIPI hingga Kawasan Kota Baru Mandiri, tentu menjadi peluang yang sangat besar bagi arsitek kita,” tambahnya.
Pihaknya juga akan segera menyusun kepengurusan baru IAI Kaltara. “Di aturan kami penyusunan pengurus diberi waktu sebulan. Tetapi saya upayakan lebih cepat, satu sampai dua minggu susunan kepengurusan sudah siap,” tambahnya.
Sekretaris Dinas PUPR-Perkim Kaltara, Rahmat Wahyullah juga berharap para arsitek di Kaltara bisa turut berkolaborasi dengan pemerintah, untuk membangun daerah. Dia yakin banyak hal yang bisa disinergikan bersama IAI.
“Pemerintah pusat dan daerah temtunya sabgat menyadari pentingnya profesi arsitek bagi pelaksanaan pembangunan. Apalagi keberadaan arsitek ini semakit kuat dengan adanya undang-undang yang mengikat,” bebernya.
Kebutuhan infrastruktur di Kaltara masih sangat besar. Beberapa proyek strategis nasional pun dibangun di Bumi Benuanta, yang tentunya membutuhkan tenaga yang andal. Salah satunya, kata dia, adalah kebutuhan arsiek yang tentunya akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. (*)