FAJAR, TANJUNG SELOR — Pembangunan IGD di RSUD Dr H Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor, menjadi proyek mangkrak. Bupati Bulungan, Syarwani meminta pekerjaan proyek tersebut dihentikan.
Sekadar diketahui, proyek tersebut memakan anggaran Rp7 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Karena keterlambatan pekerjaan, proyek ini pun molor hingga mendapat perpanjang selama 50 hari, di tahun 2023 ini.
Hingga akhirnya, tak mampu diselesaikan sesuai dengan waktu yang disepakati. Syarwani pun sudah meninta agar pekerjaan pembangunan tersebut disetop. Padahal, progresnya masih sekitar 60 persen.
“Saya minta hentikan pekerjaan sesuai komitmen. Memang masih sangat jauh (realisasi pembangunan), baru 60 persen. Tetapi saya sudah minta hentikan pembangunannya (IGD RSUD Tanjumg Selor,” bebernya kepada FAJAR, Minggu, 5 Maret.
Meski begitu, dia tetap berupaya agar bangunan tersebut masih bisa dimanfaatkan. Namun pekerjaan lanjutan tak lagi menggunakan anggaran pemerintah pusat melalui DAK. Melainkan melalui dana daerah atau APBD.
Hanya saja, anggarannya belum digelontorkan tahun ini. Paling lambat penyelesaian gedung IGD RSUD Tanjung Selor, dilakukan pada APBD 2024. “Kalau APBD 2023 itu tidak mungkin. Kalaupun kita masukkan di perubahan pasti tidak selesai juga,” tambahnya.
Wakil Bupati Bulungan, Ingkong Ala mengakui adanya keterlambatan pekerjaan proyek tersebut. Makanya, kata dia, di sisa waktu perpanjangan dia berharap kontruksi bisa terkejar meski nantinya hasil pembangunan tetap tak sempurna.
Kata dia, DAK dari pusat tahun lalu memang sudah turun untuk pembangunan IGD RSUD Bulungan. Dengan harapan proyeknya tuntas dalam satu tahun anggaran. “Mungkin penyebabnya bisa karena keterlambatan pekerjaan, atau kontrak yang lambat,” ungkapnya. (*)