Kasus Stunting Masih di Atas Rerata Nasional

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR – Tren anak dengan gizi buruk atau stunting di Kaltara menurun. Namun, masih berada di atas rerata nasional. Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang mengatakan, lokus intervensi penanganan stunting di Kaltara pada 2022 sebanyak 76 desa/kelurahan. Kemudian, 2023 sebanyak 77 desa/kelurahan.

“Angka stunting di Kaltara pada tahun 2021 sebesar dari 27,5 persen. Angka ini turun dibandingkan 2022 sebesar 22,1 persen,” kata Zainal. 

Meskipun angka stunting di Kaltara masih di atas nasional. Namun, melihat kondisi saat ini sudah menunjukan tren penurunan yang positif. Begitu juga dengan kondisi kemiskinan ekstrem di Kaltara. “Angka kemiskinan ekstrem di Kaltara pada 2021 turun  dari 0,86 persen menjadi 0,63 persen pada 2022,” ungkapnya.

Menurutnya, angka kemiskinan ekstrem di Kaltara lebih rendah dibandingkan nasional, yakni 2 persen. Dalam hal ini, Pemprov Kaltara berkomitmen menghapus angka kemiskinan di daerah. “Tren yang menurun ini tentu tidak lepas dari dukungan pemerintah pusat dan kabupaten/kota,” ujarnya.

Dengan tren penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kaltara, Pemprov Kaltara optimistis bisa mencapai target nasional pada 2024 mendatang. “Kita harapkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kaltara bisa 0 persen. Sesuai target pemerintah pusat,” bebernya.

Namun, kata dia, untuk mencapai target itu perlu dukungan pemerintah pusat. Khususnya terkait anggaran dan regulasi. Selain itu, ada beberapa tantangan. Salah satunya, jumlah sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang masih terbatas di wilayah perbatasan. “Jadi, kita sangat berharap adanya dukungan dari pemerintah pusat terkait hal tersebut,” harapnya.(*)

  • Bagikan