FAJAR, TANJUNG SELOR — Kasus stunting adalah salah satu masalah sosial yang menjadi perhatian secara nasional. Penanganan guna menekan tren angka stunting pun menjadi salah satu fokus program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina.
PT Pertamina EP Bunyu Field bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Energi Nunukan Company, ENM Group, Pemkab, berserta Tim Penggerak PKK berkaborasi untuk menekan angka kasus Stunting di Bulungan.
Ada dua sasaran program untuk penurunan kasus yang menjadi perhatian nasional tersebut. Yakni di Tanjung Selor dan Kecamatan Bunyu. Targetnya tren kasus stunting bisa menurun dengan upaya pendampingan secara menyeluruh bersama seluruh stakeholder terkait.
Senior Manager PT Pertamina EP Bunyu Field Andry mengatakan program penurunan angka stunting menjadi salah satu priorotas nasional. Dia meyakini, seluruh pemerintah daerah mendapat tugas penting, untuk bisa menangani kasus ini.
Untuk itu, kata dia, inilah alasan Pertamina turut serta dalam provram penanganan stunting. Kegiatan berkelanjutan yang dampaknya sangat besar manfaatnya bagi masyarakat yang memang sangat membutuhkan.
“Kami punya tanggung jawab sosial terhadap masyarakat di sekitar kami. Selain itu kami menginginkan program yang berkesinambungan, salah satunya ikut terlibat dalam penanganan stuntin,” bebernya kepada FAJAR, usai MoU bersama Pemkab Bulungan serta ENM Group di Rujab Bupati Bulungan, Selasa, 10 Mei.
Pada tahun 2020 hingga 2022, pihaknya sudah memberikan bantuan berupa pemberian makanan untuk gizi anak. Pada 2023 ini program nya harus lebih ditingkatkan, tak hanya bantuan makanan untuk gizi anak saja.
Melainkan ada pelibatan Tim Penggerak PKK untuk penguatan kelembagaan, pembangunan warung kreasi, pengembangan rumah pangan lestari. Kemudian ada peningkatan kapasitas pelajar bahaya pernikahan di bawah umur dan kesehatan reproduksi.
“Ada program pemberian makanan berguzi dan kami melakukan monitoring selama tiga bulan. Target awal 30 anak akan kami berikan bantuan dan jumlahnya akan terus meningkat sesuai kebutuhan,” tambahnya.
Bupatu Bulungan, Syarwani berharap keterlibatan berbagai pihak bisa mengatasi masalah stunting. Pihaknya memang mengusung konsep pentahelix, karena pemerintah tak bisa bekerja sendiri mengatasi hal ini.
“Kita harus berkolaborasi bersama dan membangun sinergi. Terutama apa yang menjadi kebutuhan. Supaya kita intervensi tidak salah alamat. Akurasi data by name bu address. Apalagi kita masih ada dua kecamatan yang memang kasus stuntingnya diatas 17 persen,” tambahnya.