FAJAR, TANJUNG SELOR — Stunting adalah permasalahan gizi kronis karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama. Oleh karena itu harus mendapat perhatian yang cukup serius. Saat ini stunting sudah menjadi bagian dari masalah bangsa Indonesia yang memerlukan penanganan serius.
Bupati Bulungan Syarwani, mengatakan bahwa penangan stunting tidak bisa di tangani oleh satu paihak namun dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak lintas sektoral, TNI, Polri, Kemenag, termasuk kehadiran dari para pelakau usaha di daerah.
“Saya minta kepada tim percepatan penagan stunting, pertama update data, rekonsiliasi data,sehingga data ini benar menjadi satu data yang dapat menjadi panduan kita dalam penagan stuning di daerah,” ujar Syarwani Saat membuka Rakor Percepatan Penurunan Stunting, Kabupaten Bulungan, Jumat, (16/6/23).
Lebih dari pada sepek pencegahan kehadiran, Kemenag, Babinsa, Kamtibmas, mamapu meberikan edukasi kepada waraga masyarakat dalam memerikan edukasi pencegahan.
“Peran masyarakat, peran orang tua itu yang menjadi sangat penting dalam penanganan isu stunitng, maupun pergaulan bebas, hingga peredaran narokoba, diharapkan faktror penyebab ini mampu kita eliminasi, kita kurangkan di kehidupan masyarakat kita,” ujar Syarwani.
Selain itu, Dalam upaya menurunkan Stunting, Pemberian Makanan Tambaha (PMT) Harus Tepat Sasaran
“Jangan sampai bantuan yang kita berikan, seperti PMT justru tidak dinikmati oleh anak stunting tetapi pihak lain. Jika ini terjadi maka bantuan yang kita salurkan tidak tepat sasaran,” ujar Syarwani.
Prevalensi stunting di Kabupaten Bulungan tahun 2022 sebesar 18 persen dan harus mengejar target nasional sebesar 14 persen di 2024. Syarwani menargetkan penuruan stunting di Bulungan tahun 2024 dapat mencapai 13,81 persen.
” Diharapkan kepada desa yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah Bulungan, dapat mendorong teman-teman dunia usaha, tidak salah kita mengajak bersama-sama dalam mencapai penurunan angka stunting di Bulungan,” tuntas Syarwani.(*)