FAJAR, TARAKAN – Penyakit stroke merupakan penyakit neurologis yang terjadi secara tiba – tiba, yang menyebabkan gangguan difisit neurologis fokal.
Dokter Spesialis Neurologi / Saraf, RSUD dr. H. Jusuf, SK, dr. Johannes, Sp.N mengatakan, difisit neurologis fokal artinya sebagian terjadinya berlangsung lebih dari 24 jam. Biasanya
disebabkan oleh kelainan pembuluh darah kepala, paling sering sumbatan. Penyebab lain adalah pecah pembuluh darah kepala, sehingga terjadi pendarahan didalam otak.
“Yang paling banyak kasusnya adalah penyumbatan pembuluh darah kepala. Kemudian Kaltara termasuk paling tinggi kejadiannya di Indonesia. Kaltara nomor lima se – Indonesia. Cukup menjadi sorotan juga,” katanya kepada Radar Tarakan, Rabu (2/8).
Kenapa bisa terjadi penyakit stroke, karena faktor resiko. Stroke biasanya tidak terjadi tanpa adanya faktor resiko. Faktor resiko adalah faktor – faktor yang mempermudah terjadinya stroke.
“Apa saja faktor resiko yang paling gampang dikenali adalah sakit gula, darah tinggi, kolesterol tinggi, riwayat stroke dalam keluarga, dan banyak merokok. Kalau stroke
pembuluh darah, contohnya memang sudah ada kelainan pembuluh darah dari kecil, tapi biasanya dipicu tekanan darah yang tinggi,” ujarnya.
Adapun gejalanya penyakit stroke tergantung bagian otak yang kena. Otak sangat luas, satu area otak bisa mengatur fungsi tertentu. Contohnya, mengatur fungsi kekuatan
tangan, kekuatan kaki, mengatur pandangan, mengatur keseimbangan, sehingga gejalanya sangat bervariasi.
“Paling sering lumbuh separuh badan, bicaranya tidak bagus, bicara pleno, cadel atau sama sekali tidak bisa bicara dalam bahasa medis Afasia. Atau keram disisi tubuh, pusing hebat, nyeri kepala hebat. Ini yang sering terjadi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuat slogan SeGeRa Ke RS. Yang artinya, Se adalah senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan
air minum secara tiba-tiba. Ge adalah gerak separuh anggota tubuh melemah tiba – tiba. Ra adalah bicara pleno, tiba-tiba tidak dapat bicara, tidak mengerti kata-kata, bicara tidak nyambung.
Kemudian, Ke adalah kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh. Ra adalah rabun pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba. S adalah sakit kepala hebat yang muncul
tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar, sempoyongan). “Kalau ingat itu langsung ke rumah sakit,” ucapnya.
Untuk mengenali orang yang terkena sakit stroke atau tidak. Pertama, menegakkan diagnosisnya 80 persen dari anamnesis. Wawancara dengan pasisen mengenai gejalanya, pemeriksaan fisik, foto pemeriksaan penunjang di fase awal yakni dengan ct scan kepala.
“Karena ct scan kepala paling penting untuk membedakan jenis strokenya, karena penanganannya berbeda antara penyakit stroke sumbatan dan stroke pecah pembuluh darah,” terangnya.
Stroke sumbatan, pemberian anti agregiasi pembuluh darah, yang lain hampir sama, baik manajemen faktor resiko, tekanan darah, gula dan yang lainnya. Stroke pecah pembuluh darah diberi anti pendarahan, kemudian apakah butuh tindakan operasi atau tidak.
Apa yang dilakukan, apabila menjumpai gejala stroke, tidak ada penanganan lain, selain langsung bawa kerumah sakit, ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Dokter umum yang
bertugas di RSUD dr. H. Jusuf SK sudah diberikan edukasi dan pelatihan, sehingga penangannya lebih komprehensif.
“Ini juga salah satu program ungulan Kemenkes namanya trombolisis. Trombolisis adalah pemberian obat untuk memecahkan sumbatan, dilakukan pada kasus stroke sumbatan, diberikan obat dari pembuluh darah untuk memecahkan sumbatan,” jelasnya.
Syarat yang paling penting, kejadiannya dimulai dari stroke sampai diberikan obat, waktunya kurang dari 4 setengah jam. Kalau lebih dari 4 setengah jam, tidak lakukan lagi, karena resiko pendarahan dan lain – lainya lebih tinggi dibandingkan manfaatnya.
“Ini penting di edukasi kepada masyarakat, apabila menjumpai gejala stroke, begitu kena langsung kerumah sakit, kalau bisa kita trombolisis, biasanya sangat berguna untuk
menurunkan angka kecacatan pasca stroke. Setahu saya, saat ini di Kaltara yang bisa dilakukan trombolisis baru masih di RSUD dr. H. Jusuf SK,” tambahnya.
“Stroke adalah penyebab kecacatan nomor satu di dunia. Kalau sudah terkena stroke, badan lumpuh tidak bisa beraktifitas lagi, dan tidak produktif. Kemudian ada pengobatan
stroke dengan ditusuk jarum ditangan untuk mengeluarkan darah kotor. Nah itu tidak benar. Karena itu sumbatannya dari otak,” tutupnya. (*)