FAJAR, MAKASSAR — Bakal Calon Presiden Presiden Gerindra Prabowo Subianto memiliki kedekatan tersendiri dengan masyarakat Sulawesi Selatan.
Pada pilpres 2019 lalu, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno bahkan mengungguli suara Joko Widodo – Ma’ruf Amin.
Selisih suara kedua pasangan itu sekitar 691.802 dari suara sah 4.926.984.
Joko Widodo-Ma’ruf Amin mendapatkan 2.117.591 suara dan Prabowo-Sandiaga Uno meraih 2.809.393 suara.
Prabowo saat itu unggul di 19 Kabupaten/Kota diantaranya Selayar, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, Sinjai, Maros, Pangkep, Barru, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Makassar, Pare-pare dan Palopo.
Namun Prabowo kalah di lima kabupaten yang meliputi Bone, Soppeng, Wajo, Tana Toraja dan Toraja Utara.
Hadirnya figur baru seperti Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dan Bacapres PDIP Ganjar Pranowo tentunya akan berdampak kepada suara Prabowo khususnya di Sulsel.
Namun, sejumlah tokoh besar di Sulsel mulai nampak memberikan dukungannya kepada salah satu figur.
Misalnya saja klan Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman condong ke Prabowo Subianto.
Sedangkan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo cenderung ke Anies Baswedan.
Pengamat Komunikasi Politik, Attock Suharto menyebut peluang Prabowo tidak selebar pilpres 2019 jika Anies masuk kontestan.
“Untuk di Sulsel peluang Prabowo tidak selebar 2019 kemarin, jika Anies masuk sebagai salah satu kontestan,” kata Attock, Rabu, (16/8/2023).
Hal itu kata dia tingkat penerimaan kedua figur itu di masyarakat Sulsel hampir sama.
“Karena tingkat penerimaan figur Anies dan Prabowo hampir sama. Sehingga, hampir pasti keduanya akan terlibat rivalitas yang seru nanti,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (PT IPI) Suwadi Idris Amir menyebut hadirnya Prabowo di jalan sehat anti mager yang digelar Pemprov Sulsel bersama IKA Unhas pada 6 Agustus lalu menjadi sinyal dukungan kuat klan AAS.
“Signal kuat dukungan ke Prabowo dari gerbong keluarga Gubernur dan elemen masyarakat Sulsel,” katanya Suwadi.
Dikatakan, jika gerbong AAS mendukung Prabowo, maka akan sangat berefek kepada elektabilitas Prabowo di Indonesia Timur.
“Dan ini akan memperkokoh elektabilitas Prabowo yang saat ini memang sudah unggul di kawasan Indonesia Timur lebih terkhusus di Sulsel,” tutup Suwadi Idris.
Sementara itu, Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah jalan sehat tersebut sulit dipisahkan dari politik.
“Dengan hadirnya Prabowo Subianto dalam kegiatan Anti Mager, tentu akan dilihat oleh sebagian pihak sebagai peristiwa politik,” ujarnya.
Menurutnya, walaupun kehadiran Prabowo secara administratif dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan, tak sedikit tafsiran yang mengarah ke politik.
Dijelaskan, dalam beberapa momen kenegaraan sebelumnya, sangat kentara bagaimana Presiden Jokowi melakukan endors secara tidak langsung pada figur Prabowo, yang bisa jadi sinyal bagi aktor-aktor politik lain terutama para kepala daerah.
“Kemudian kedekatan yang diperlihatkan antara Prabowo dengan Andi Amran Sulaiman yang notabene adalah kakak dari Gubernur Sulawesi Selatan. Belum lagi ada family dari Gubernur Sulawesi selatan yang sementara nyaleg di Partai Gerindra,” jelasnya.
Kendati demikian kata dia, walaupun tidak ada pesan sosialisasi langsung Prabowo secagai capres dalam acara Anti Mager yang dilaksanakan oleh Pemprov Sulsel, kehadirannya seakan-akan memberikan sinyal kepada publik Sulsel bahwa ada kedekatan khusus antara klan AAS dengan Prabowo, bahwa Prabowo adalah figur yang diterima luas masyarakat luas.
“Hadirnya Prabowo di kegiatan anti Mager dalam kacamata Marketing Politik merupakan upaya ’soft selling’ untuk mensosialisasikan Prabowo sebagai bacapres,” tuturnya. (selfi/fajar)