FAJAR, TARAKAN — Dalam rangka menekan angka kematian ibu dan anak pasca dilahirkan, RSUD dr. H Jusuf SK mengembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan.
Dikatakan dokter spesialis anak, dr. Franky Sientoro, Sp.A pendidikan yang dimaksud ialah resusitasi neonatus yang sudah berjalan 2 tahun belakangan. Hal ini bertujuan menolong bayi baru lahir agar dapat menangis dan hidup dengan baik.
“Dalam beberapa waktu ke depan kita akan melakukan pelatihan stabilisasi dengan melibat bidan-bidan dan juga perawat di puskesmas,” katanya, Kamis (24/8/2023).
Menurutnya, pelatihan bagi para bidan maupun perawat di puskesmas sangatlah penting. Lantaran ibu yang melahirkan cenderung dirujuk dari puskesmas. Franky menyayangkan, ketika ibu yang hendak melahirkan dirujuk ke RSUD dr. H Jusuf SK dalam kondisi yang tidak stabil.ll
“Jangan langsung dibawa begitu saja. Tidak stabil. Suhu nya harus dicek, harus dijaga. Kalau dibawa dalam kurun waktu 10 hingga 15 menit pasti bermasalah dibayinya,” sambungnya.
Faktor terbesar dalam keselamatan bayi pun juga perlu diperhatikan. Sebagian besar bayi yang tidak dapat diselamatkan karena lahir dalam kondisi berat badan yang rendah atau di bawah 1.500 gram. Kemudian bayi yang tidak menangis.
“Karena bayi kecil ini daya tahan tubuhnya rendah. Kita bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk hal ini. Mengimbau mereka bahwa ada ancaman untuk kelahiran bayi ini,” pungkas Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kaltara itu. (*)