FAJAR, NUNUKAN – Berbeda beda tetapi satu jua merupakan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang terdiri dari berbagai tradisi, bahasa, kesenian, dan adat istiadat yang berbeda.
Kekayaan Budaya tersebut tampil mewarnai HUT Kabupaten Nunukan ke 24 tahun, Sabtu (14/10/23) dalam Pawai Pembangunan Nunukan, merajut Kebersamaan dalam Keberagaman.
Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan HUT Kabupaten Nunukan ke 24 dan menjadi simbol pemersatu bangsa di wilayah perbatasan.
Semarak HUT ke 24 dalam pawai pembangunan itu menampilkan keragaman budaya nusantara, yang menunjukkan bahwa kesatuan dalam kemajemukan dan menjadi sebuah kekuatan untuk mencapai Kabupaten Nunukan maju yang dirajut dengan Kerja Bersama.
Pawai yang diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai pelajar, instansi, organisasi masyarakat, dan komunitas itu menggambarkan heterogenitas yang terjalin apik di Bumi Penekindi Debaya.
Iring iringan peserta pawai membawa keunikan masing masing mulai dari baju, alat musik, permainan hingga hasil bumi.
Tak ketinggalan juga organisasi perangkat daerah yang turut memeriahkan pawai pembangunan dengan pakaian adat dari masing masing etnis seperti suku Dayak, Tidung, Bugis, Jawa, NTB, NTT, Toraja dan sejumlah ciri khas pakaian adat lainnya.
Hal ini menandakan bahwa masyarakat Kabupaten Nunukan terdiri dari beragam etnis, budaya, dan agama, hidup berdampingan dengan toleransi yang tinggi dan saling menghargai, menghormati dan menjalin kebersamaan dalam pembangunan Kabupaten Nunukan.
Kegiatan ini menjadi salah satu event yang dinantikan masyarakat, sepanjang rute mulai dari kawasan GOR sei sembilan, jalan Angkasa, jalan TVRI, hingga kawasan Alun alun kota Nunukan dipadati puluhan ribu penonton lintas usia yang tampak antusias menikmati pawai.
Disinilah para generasi muda belajar, melihat kekayaan dan keberagaman etnis di Indonesia dan Nunukan adalah miniatur yang mempertegas eksistensi peradaban di wilayah perbatasan.
Dari pantauan dilapangan animo masyarakat begitu besar menyaksikan jalannya pawai budaya tahun ini.
Ribuan masyarakat Kabupaten Nunukan berjejer sepanjang jalan yang dilalui peserta karnaval sembari memberikan aplous kepada peserta melalui rute yang di tentukan panitia.
Meski cuaca terik saat itu, peserta pawai dan seluruh elemen masyarakat tetap semangat mengikuti acara tersebut.
Kepada marajanews.id, Rusli Mursalim warga jalan Arif Rahman Hakim Borneo mengatakan, Antusiasme ini menjadi sebuah indikasi bahwa masyarakat betul betul memanfaatkan momentum HUT Nunukan ke 24.
Tak hanya pedagang kaki lima, kata Rusli, perputaran ekonomi UMKM di sepanjang rute pawai Bidaya itu juga bergerak dengan adanya gelaran ini.
Menurutnya ratusan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tentu meraup rezeki, mulai jasa penyewaan pakaian adat, tata rias, dekorasi, transportasi hingga kuliner dalam berbagai skala.
“Lewat event seperti ini UMKM kita bergerak, pasti ada perputaran ekonomi, dan tentunya sangat membuat sesuatu yang berdampak positif bagi masyarakat.” kata Lukman salah seorang pelaku UMKM di jalan TVRI Nunukan.
Berbeda dari tahun sebelumnya, gelaran pawai pembangunan ini terbilang meriah peserta pawai menunjukkan kreatifitas terutama dari kalangan pelajar.
Mereka menampilkan sejumlah kebolehan memainkan irama drumband, instrumental musik itu memberikan nuansa tersendiri dan menghibur masyarakat saat menyaksikan atraksi para drummer milenial itu.
Kemeriahan itu juga ditambah dengan kehadiran masyarakat Nunukan dari sejumlah kecamatan, Perwakilan 21 Kecamatan turut serta merayakan HUT Kabupaten Nunukan ke 24.
Bupati Nunukan Apresiasi Perwakilan Kecamatan
Atas partisipasi tersebut, Bupati Kabupaten Nunukan memberikan apresiasi setinggi tinginya kepada peserta dari masing-masing kecamatan.
“ harapan kita bersama masyarakat Nunukan dapat mempertahankan dan melestarikan budaya lokal, dan hidup rukun dalam keberagaman etnis di wilayah perbatasan ini,” kata Laura.
Laura menambahkan, masyarakat Nunukan yang majemuk teruslah berkarya, potensi budaya masyarakat lokal terbilang kaya di Bumi Penekindi Debaya ini, bukan hanya pakaian adat, tarian namun kuliner Nunukan bisa merambah ke dunia International.
“ Nunukan yang majemuk, menampilkan semua budaya-budayanya di Nunukan, melalui pakaian adat, tarian maupun kulinernya, Saya bangga dengan partisipasinya dan saya berharap semangat kebersamaan dan kegotong royongan ini bisa terus dipertahankan,” tambahnya.(*)