Sambut Investasi Besar, Peningkatan SDM Jadi Fokus Perhatian Pemkab Bulungan

  • Bagikan

Bupati: Jangan Sampai Masyarakat Kita Hanya Bisa Menjadi Penonton

FAJAR, TANJUNG SELOR – Letak geografis Kabupaten Bulungan yang strategis menjadikan wilayah ini selalu diperhitungkan peranya ditingkat nasional. Betapa tidak, selain menjadi wilayah penyangga pangan Ibu Kota Negara (IKN) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) bersama tiga wilayah lain di Kalimantan Utara (Kaltara) yaitu Malinau dan Nunukan. Di Bulungan juga terdapat proyek strategis nasional raksasa yang mengusung konsep ramah lingkungan.

Bupati Bulungan, Syarwani, S.Pd. M.Si saat ditemui belum lama ini mengatakan, sebagai daerah penyangga IKN khususnya di sektor pangan ada beberapa langkah konkkret yang telah dilakukan. Salah satunya penetapan kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk menjaga status lahan pertanian dari alih fungsi lahan sehingga pasokan beras akan terkendali.

Mengoptimalkan lahan pertanian pangan seluas 1000 hektar di Sajau Hilir, Panca Agung yang memiliki kapasitas produksi 6 ton per hektar dengan kemampuan panen 2 kali setahun. Budidaya mina padi di Lubek Manis Tanjung Palas Tengah seluas 30 hektar termasuk optimalisasi budidaya ikan lele di beberapa kecamatan. Sedangkan peternakan, Pemkab Bulungan bekerasama dengan PT Japfa untuk budidaya ayam potong di desa Apung Kecamatan Tanjung Selor dan Daging Kambing dan Babi oleh Bulungan Mandiri Farm.

Selain dijadikan wilayah penyangga pangan IKN, di Bulungan juga sedang berjalan pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning yang didalamnya terdapat industri baterai, petrokimia dan alumunium.

Secara teknis bupati menjelaskan, dalam kawasan KIHI Tanah Kuning, nantinya beroperasi Industri petrokimia 4×16 juta ton per tahun, smelter alumunium produksi 3 juta ton per tahun.

“Produksi pertama ditargetkn awal semester 2025 berupa aluminium batangan sebanyak 500 ribu ton per tahun,”terangnya.

Untuk industri besi baja dengan skala produksi 5 juta ton per tahun, baterai kendaraan listrik berkapasitas 265 giga watt hour, industi polycrystalline silicon dengan kapasitas produksi 1,4 juta ton dalam setahun.

“Dengan adanya proyek strategis nasional tersebut tentunya akan berdampak positif bagi Bulungan. Salah satunya terbukanya lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan asli daerah, multi player efeknya tentu peningkatan ekonomi masyarakat,”tegasnya.

Untuk menyongsong hal tersebut, kata bupati Pemkab Bulungan juga telah melakukan langkah strategis menyiapkan Sumbar Daya Manusia (SDM) lokal yang berkualitas. Dengan melakukan pelatihan Bahasa Mandarin yang dilaksanakan oleh Universitas Kaltara, bekerjasama dengan Universitas Brawijaya.

“Tahap pertama sebanyak 85 siswa dikursuskan Bahasa Mandarin, kegiatan ini Pemkab bekerjasama dengan pengelola kawasan yang difasilitasi dari Menko Marves. Termasuk beasiswa vokasi dari beberapa perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing tenaga kerja lokal, jangan sampai masyarakat kita hanya jadi penonton,”ujarnya.

Perlu diketahui dalam kawasan KIHI Tanah Kuning, yang nilai investasinya mencapai 132 Miliar Dollar As, dengan tiga penngelola kawasan yaitu PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), PT Kawasan Industri Kalaimantan Indonesia (KIKI) dan PT Indonesia Strategis Industri (ISI).

Sedangkan di Hulu Sungai Kayan, juga mulai dikerjakan progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade berkapasitas 9.000 megawatt. Yang ditangani oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) dan Sumitomo Corporation dengan nilai investasi US$17 miliar atau setara dengan Rp 258,3 triliun (kurs Rp15.196) yang nantinya menggantikan sistem kelistrikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.(**)

  • Bagikan