FAJAR, TANJUNG SELOR — BNPT bersama FKPT Kaltara menggelar kegiata seminar dengan tema Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) Cerdas Digital Satukan Bangsa dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme. Agenda tersebut digelar di Gedung FKUB Tarakan, Kamis 16 November.
Hadir dalam kegiatan ini Wali Kota Tarakan diwakili oleh Alias selaku Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Tarakan, Direktur Pencegahan BNPT RI diwakili oleh Herianto, S. Pd.,M.Pd selaku Kasubdit Asia Pasifik dan Afrika BNPT RI (Sebagai narasumber).
Kemudian ada Dr. Dina Yuliana M. Si Dosen Universitas Padjajaran (Sebagai narasumber), Dr. Nur Asikin, S. Hi.,MH Kabid Perempuan FKPT Kaltara (sebagai narasumber), Dt. Iskandar Zulkarnaen sebagai Ketua FKPT Kaltaran serta Unsur Organisasi Perempuan se- Kota Tarakan kurang lebih 60 orang.
Dt Iskandar Zulkarnaen selaku Ketua FKPT Kaltara menjelaskan, perempuan telah banyak menjadi target propaganda radikal dari media sosial. propaganda terorisme menyebar di dunia maya.
Kelompok teror memilih perempuan untuk menjadi pelaku teror dikarenakan beberapa alasan, yaitu pertama, bahwa pembom wanita akan menghasilkan berita yang lebih spektakuler dan ini menjadi ajang promosi yang strategis bagi kelompok teror karena mendapatkan perhatian yang besar dari media maupun masyarakat.
“Kedua, perempuan tidak menimbulkan kecurigaan sehingga lebih mudah menyembunyikan bahan peledak dan ketiga, perempuan lebih mudah melewati pemeriksaan keamanan,” jelasnya.
Menurutnya, keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme adalah permasalahan yang cukup pelik. perempuan yang dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, sebagai seorang ibu yang membimbing anak-anaknya menjadi pelaku terorisme.
Contoh aksi terorisme yang dilakukan oleh perempuan adalah, pertama, di kompleks markas besar polri diserang oleh seorang wanita bernama zakiah aini pada tanggal 31 maret 2021 pukul 16.30. kedua, kasus yang paling hangat yaitu kasus seorang perempuan yang berusaha menerobos istana negara pada tanggal 25 agustus 2022.
“Perempuan memiliki kecakapan digital sebagai upaya pencegahan perkembangan paham radikal dan terorisme dengan pendekatan lunak dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya para perempuan melalui transformasi pengetahuan, merupakan salah satu cara yang dinilai efektif untuk mencegah berkembangnya paham radikal dan terorisme,” jelasnya.
Direktur Pencegahan BNPT RI yang disampaikan oleh Herianto selaku Kasubdit Asia Pasifik dan Afrika BNPT RI mengucapkan terimakasih kepada panitia dan ibu ibu sekalian yang telah hadir dan bersama-sama ikut turut serta dalam kegiatan ini.
Ekstrimisme merupakan kejahatan yang Extraordinary, melanggar hak-hak asasi manusia. Paham radikalisme ini merusak stabilitas keamanan bangsa dan negara. Terorisme merupakan ancaman nyata bagi peradaban modern dan umat manusia.
“Kami bersyukur bisa bersilaturahmi dan bisa mengadakan dialog dengan ibu-ibu dan mahasiswa sekalian, harapan nya nanti ibu-ibu bisa menyebarkan sentuhan yang alami sehingga tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme ini. Saya yakin kegiatan ini akan memberikan pencerahan bagi kita semua untuk dapat bersuara, bagaimana fokus saat ini perempuan menjadi aktor utama yang menjadi target para terorisme,” tambahnya. (*)