Bupati Terapkan Konsep “Beri Kail bukan Ikanya” Pada UMKM

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR – Langkah konkret yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat teruma pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bersama instansi teknis. Bukan hanya memberi bantuan semata, namun bagaimana masyarakat bisa berusaha secara mandiri dan berkelanjutan sehingga tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah.

Bupati Bulunganl, Syarwani.,S.Pd.,M.Si saat mengunjungi beberapa stand UMKM di Tebu Kayan beberapa waktu lalu mengatakan. Konsep yang diterapkan Pemkab Bulungan untuk membantu masyarakat terutama UMKM dengan memberikan kail bukan ikanya.

“Memberi bantaun tepat guna, menyiapkan ruang berusaha, pelatihan keterampilan, kredit lunak, dan lain sebagainya. Dengan bantuan tersebut UMKM kita bisa mandiri, diibaratkan kail. Dengan kail bisa mencari memancing ikan sendiri,”ungkapnya.

Berbeda jika hanya memberi bantuan saja. Atau hanya memberikan ikanya saja bantuanya habis masyarakat tidak mendapat manfaat keterampilan, atau ruang berusaha justru berharap bantuan kembali.

Dari data Disprindagkop Bulungan. Saat ini jumlah Koperasi yang aktif sebanyak 158 koperasi. Sedangkan UMKM di Bulungan sebanyak 8.774 tahun 2021 tentu data terus bertambah seiring penyiapan ruang usaha yang dilakukan oleh Pemkab Bulungan.

Pemberian pelatihan pada pelaku usaha dan koperasi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berjumlah Rp. 406.770.000 rupiah, dengan kuota peserta yang akan di berikan pelatihan berjumlah 195 orang. Untuk pelatihan kewirausahaan 105 peserta, pelatihan Koperasi sebanyak 90 peserta.
Pelatihan, keamanan pangan manajemen halal, penjamah pangan produk lokal, kewirausahaan, membatik. las, hingga penguatan modal usaha.
Dari data yang ada penyaluran kredit Mesra dari bulan Juli hingga Oktober 2023 mencapai Rp 2.179.000.000, dengan 42 penerima, subsidi yang diberikan pemerintah mencapai Rp 361, 568,000 rupiah.

Sedangkan jumlah UMKM yang berusaha di Tebu Kayan tiap minggunya sekitar 110 stand. Dengan omset rata-rata ketika ada event antara Rp 300 hingga Rp 1 juta. Sedangkan ketika tidak ada event antara Rp 100 hingga Rp 500 ribu.

“Estimasi secara kasar dalam setiap gelaran Tebu Kayan tidak kurang dari 500 orang yang datang. Misalkan minimal belanja Rp 100 ribu per orang dikalikan 500 orang, tentu perputaran uang yang tidak sedikit cuma dari pukul 6 hingga 10 pagi saja.”tuntasnya (***)

  • Bagikan