Bersama Mitra Strategis, Pemkab Bulungan Sosialisasikan Geopark Batu Benau pada Ajang Begimpor De Benuanta

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR – Dalam rangka memperigati Hari Lingkungan Hidup dan memperkenalkan Geopark Batu Benau, yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan dengan Komunitas Begimpor Malom dan Yayasan Konvervasi Alam Nusantara (YKAN), menggelar olahraga lari dengan tema Begimpor De Benuanta 2024 Run 5K, bertempat di halaman Kantor Bupati Bulungan, Sabtu (8/6).

Bupati Bulungan Syarwani, S.Pd., M.Si saat melepas peserta Begimpor De Benuanta 2024 Run 5K mengatakan, jika kegiatan tersebut selain upaya mengajak masyarakat Bulungan untuk membudayakan kegiatan olahraga juga merupakan upaya memperkenalkan Geopark Batu Benau.

Menurutnya, Taman Bumi (aspiring Geopark) Batu Benau Sajau adalah kekayaan alam Kabupaten Bulungan, yang tidak ada duanya di dunia.
“Dalam kawasan Geopark Batu Benau ada catatan prasejarah, ada masyarakat adat, dan berlimpahnya keanekaragaman hayati, ini adalah harta Bulungan yang berharga,”ujar bupati.

Pemerintah Kabupaten Bulungan bersama dengan mitra strategisnya dalam sepekan terakhir menggelar serangkaian kegiatan untuk mendukung penetapan kawasan Geopark Batu Benau.

Mulai dari kegiatan sosialisasi pengembangan Geopark Batu Benau Sajau pada 30 Mei 2024 di Kabupaten Bulungan. Selanjutnya pada peringatan Hari Lingkungan Hidup tanggal 5 Juni, Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau penghuni ekosistem Batu benau mendapat penghargaan Kalpataru di Jakarta.

Dijelaskan, Begimpor adalah bahasa Bulungan yang artinya berlari, diharapkan dengan filosofi begimpor/berlari bisa mempercepat status Taman Bumi Batu Benau Sajau.

Salah satu prasyarat pengakuan Taman Bumi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah pemahaman masyarakat setempat tentang keberadaan warisan geologi ini.

“Kegiatan Begimpor ini diharapkan memberikan pemahaman dan edukasi pada masyarakat jika kita memiliki kekayaan alam berupa gugusan karst (batu gamping) di Batu Benau Sajau,”jelasnya.

Masyarakat Punan Batu sejak April 2023 sudah mendapatkan pengakuan sebagai Masyarakat Hukum Adat dari Pemkab Bulungan. Suku Dayak Punan Batu Benau merupakan satu-satunya suku pemburu dan peramu aktif terakhir di Pulau Kalimantan.

Dengan populasi sekitar 106 jiwa hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dengan daya jelajah sepanjang 18.497 hektare, luasan hutan yang juga diajukan sebagai hutan adat.

Pada bentang alam tersebut, terdapat kawasan karst yang sedang diusulkan menjadi Taman Bumi Batu Benau Sajau.
“Karst ini tak hanya penting untuk tempat tinggal warga Punan Batu, melainkan juga cadangan karbon dan penyimpan air bagi Bulungan,” kata bupati.

Bupati berharap dengan rangkaian kegiatan menuju Taman Bumi Batu Benau ini, warga Bulungan semakin sadar akan kekayaan alam yang ada di depan mata.
“Mari kita kelola dengan arif, apa yang sudah kita miliki, bagaimana kita bisa hidup berdampingan selaras dengan alam,”harapnya.

Gunung Batu Benau diharapkan menjadi taman bumi pertama di Provinsi Kalimantan Utara. Taman bumi adalah wilayah geografis tunggal atau gabungan, yang memiliki situs warisan geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark).

Sebagai syarat utama pengusulan geopark, Gubernur Kalimantan Utara telah mengajukan sebelas titik keragaman geologi untuk ditetapkan sebagai Warisan Geologi Nasional oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Selain itu, Gubernur Kaltara juga telah membentuk tim penyusun dokumen usulan Taman Bumi yang terdiri dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) provinsi dan kabupaten, perguruan tinggi, lembaga non-pemerintah, dan tokoh masyarakat.

Ditambahkan, Manajer Senior Program Terestrial YKAN Niel Makinuddin menyatakan Taman Bumi Batu Benau adalah aset, warisan, kekayaan, dan berkah untuk warga Bumi Benuanta.
“Kini tinggal, masyarakat Bulungan dan masyarakat Kaltara, untuk terus menggaungkan dan kemudian mengelola taman bumi ini, “ujar Niel Makinuddin.

Ditempat yang sama Ketua Panita Begimpor De Benuanta Deddy Hariyadi menyatakan dukunganya terhadap upaya memperkenalkan Geopark Batu Benau pada masyarakat secara umum melalui olahraga.
“Kami mendukung upaya memperkenalkan kawasan Geopark Batu Benau ke masyarakat Bulungan. Bahkan antusias masyarakat sangat luar biasa kegiatan Begimpor ini diikuti sedikitnya 500 pelari yang mendaftar,”pungkasnya. (*)

  • Bagikan