FAJAR, TARAKAN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara, melaksanakan Sosialisasi dan Rapat Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pengendalian Kerawanan Pangan melalui kegiatan pemberian makan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman ( B2SA ). Dilaksanakan di Kelurahan Mamburungan Kota Tarakan. Selasa, (23/07/2024).
Dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memastikan keamanan pangan di Indonesia, badan pangan nasional atau bapanas melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pengendalian Kerawanan Pangan, meluncurkan kampanye nasional baru yang fokus pada pemberian makan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian dalam pencegahan atau mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan di kalangan aparat, masyarakat, dan pemangku kebijakan. Diharapkan dengan meningkatnya kesadaran ini, masyarakat dapat berperan lebih aktif dalam mendukung tercapainya pengendalian kerawanan pangan yang efektif.
Kegiatan ini akan mengangkat isu strategis yang mencakup tiga pilar ketahanan pangan, yang nantinya akan disosialisasikan secara luas di masyarakat.
Kegiatan sosialisasi meliputi pelaksanaan intervensi pemberian makan kepada anak stunting dan ibu hamil yang akan di damping oleh pendamping dari Puskesmas Tarakan timur dan kader posyandu di lokasi tersebut, untuk memastikan pesan-pesan kunci mengenai ketahanan pangan dapat diakses oleh masyarakat luas juga di berikan brosur; liflet dan juga banner yang beri pesan hapus rawan pangan di kota Tarakan melalui kegiatan pemberian makan beragam bergizi seimbang dan aman ( B2SA ).
Kegiatan KIE ini mencakup berbagai program edukasi dan sosialisasi yang diadakan di berbagai daerah, terutama di wilayah yang rentan terhadap kerawanan pangan. Melalui program ini, masyarakat diperkenalkan dengan konsep B2SA, yang mencakup: Beragam: Mengonsumsi berbagai jenis makanan dari semua kelompok pangan untuk memastikan asupan nutrisi yang lengkap; Bergizi: Memilih makanan yang kaya akan nutrisi penting seperti protein, vitamin, dan mineral; Seimbang: Menjaga proporsi asupan nutrisi agar sesuai dengan kebutuhan tubuh; Aman: Memastikan makanan yang dikonsumsi bebas dari kontaminan dan berbahaya bagi kesehatan.
Kepala DPKP Provinsi Kaltara, Ir. Heri Rudiyono, M.Si., menyatakan bahwa konsep B2SA adalah kunci untuk mengatasi berbagai masalah gizi yang masih dihadapi masyarakat, termasuk stunting, gizi buruk, dan anemia. “Dengan memastikan asupan makanan yang beragam dan bergizi, kita tidak hanya memperbaiki status gizi masyarakat tetapi juga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit,” ujar Heri.
Program KIE ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, LSM, dan sektor swasta. Salah satu contoh kolaborasi adalah dengan organisasi non-profit yang menyediakan pelatihan bagi ibu-ibu rumah tangga tentang cara menyiapkan makanan B2SA dengan bahan lokal yang tersedia di daerah mereka.
Respon masyarakat terhadap program ini sangat positif. Siti Ramlah, seorang ibu rumah tangga di Tarakan, mengungkapkan kegembiraannya setelah mengikuti salah satu sesi edukasi. “Saya sekarang lebih paham bagaimana cara memberikan makanan yang beragam dan bergizi untuk keluarga saya. Anak-anak saya juga jadi lebih semangat makan karena menunya lebih bervariasi,” kata Ramlah.
Dengan program KIE Pengendalian Kerawanan Pangan melalui B2SA, diharapkan masyarakat Indonesia dapat semakin sadar akan pentingnya pola makan yang sehat dan bergizi, serta mampu mengatasi tantangan kerawanan pangan secara lebih efektif.(*)