FAJAR, SEKATAK — Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal A Paliwang menghadiri kegiatan Musyawarah Besar (Mubes) ke VIII Lembaga Adat Dayak Belusu , di Lapngan Desa Kelembunan Sekatak, Kab Bulungan. Kegiatan ini digelar mulai Jumat 9 Agustus lalu hingga Senin, 12 Agustus.
Hadir pula Wakil Bupati Tana Tidung, Hendrik yang juga putra asli Dayak Belusu. Lalu Bupati Malinau Wempi W Mawa juga turut hadir pada kegiatan tersebut.
Kegiatan ini mengusung tema Mubes ke-VIII Dayak Bulusu mengusung tema, “Bersama, bersatu meningkatkan kapasitas adat secara partisipatif untuk membangun masyarakat Dayak Bulusu yang lebih maju dan sejahtera.”
Dalam sambutannya, Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Mubes VIII Lembaga Adat Dayak Belusu yang dilaksanakan pada hari ini. Semoga pengurus yang akan dipilih dengan program kerjanya dapat memberikan dampak positif untuk warga dayak belusu di kalimantan utara.
“Saya sangat bangga dapat hadir di tengah-tengah saudara sekalian. Saya melihat banyak warga dayak belusu dari kabupaten dan kota se-Kalimantan Utara juga turut serta hadir dalam acara ini. Saya berharap semangat solidaritas ini janganlah membara hanya sementara dan saat ini saja, tetapi pertahankanlah seterusnya sampai ke anak cucu kita nanti,” ungkapnya.
Zainal mengatakan dayak belusu merupakan salah satu suku yang sudah lama mendiami tanah Kaltara dan menjadi salah satu suku asli di Kaltara. Suku dayak belusu juga memiliki banyak sekali kebudayaan yang sangat beragam, mulai dari adat istiadat, kesenian, hingga bahasa.
Diapun berpesan kepada seluruh jajaran pengurus dan warga dayak bulusu, jadikanlah pelaksanaan mubes ini tidak hanya sebagai momentum yang tepat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Serta bisa menjadi masyarakat belusu yang satu suara tanpa terpecah-pecah, tetapi juga untuk terus mempromosikan nilai-nilai luhur dan budaya khas yang dimiliki agar semakin dikenal oleh masyarakat dan semakin lestari.
Melalui kegiatan ini pula, diharapkan dapat terjalin komunikasi dan koordinasi yang lebih baik antar sesama masyarakat dayak belusu. Gunakan kesempatan ini untuk bermusyawarah dalam menyampaikan pendapat yang dapat memajukan dayak belusu sesuai dengan tema yang telah diangkat “bersama, bersatu meningkatkan kapasitas adat secara partisipatif untuk membangun masyarakat dayak belusu yang lebih maju dan sejahtera”.
“Dari tema tersebut kita bisa mengetahui bahwa dengan kita bersama dan bersatu maka keinginan untuk memajukan masyarakat dayak belusu dapat tercapai. Termasuk juga untuk menyuarakan ide-ide yang dapat digunakan masyarakat dayak belusu dalam berkontribusi bagi pembangunan Kaltara.
Diapun mengajak masyarakat dayak belusu melalui lembaga adat dayak belusu Kaltara untuk bersinergi dan mendukung program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten.