FAJAR, TANJUNG SELOR – Ahli gizi merupakan profesi di bidang kesehatan yang bertugas mengupayakan pemeliharaan dan perbaikan gizi di masyarakat. Ahli gizi memberikan panduan dan mengontrol gizi di rumah sakit, puskesmas, perusahaan, sekolah, atau lembaga lainnya.
Ahli gizi di rumah sakit, misalnya, bertanggung jawab atas pelayanan dan pengasuhan gizi pasien rawat inap dengan cara menyiapkan menu sesuai dengan kondisi penyakit dan memberikan panduan untuk meningkatkan kesehatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Utara (Kaltara) sebanyak 138 ahli gizi yang ada di lima kabupaten kota baik yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun Non ASN ahli gizi ini punya peran penting dalam menjaga atau mengedukasi terhadap pola makan terutama pada anak yang dalam proses masa pertumbuhan.
“Dengan rincian Bulungan sebanyak 33 ahli gizi, Malinau 27, Nunukan 36, KTT 12 dan Tarakan sebanyak 30 orang,” ucap Kepala Seksi Sumber Daya (SDM) Kesehatan Frenky.
Tak hanya merencanakan pola dan menu makan terbaik untuk menjaga kesehatan tubuh atau program penurunan berat badan, konsultasi ke ahli gizi juga perlu dilakukan untuk beberapa kondisi kesehatan berikut seperti Diabetes, Malnutrisi, baik karena gizi buruk ataupun obesitas, anemia, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan ibu hamil.
Seorang ahli gizi terkadang juga bekerja sama dengan dokter spesialis gizi (SpGK) dalam menentukan pola makan yang tepat untuk pasien dengan kondisi tertentu.
“Nah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mengetahui pola makan yang baik, terlebih jika memiliki kondisi kesehatan khusus,” ucapnya.
Bahkan ahli gizi akan memberikan informasi terkait kondisi kesehatan yang sering di alami masyarakat, contohnya bagaimana. Pola makan yang baik untuk mengontrol penyakit, serta jenis olahraga dan suplemen apa saja yang bisa dikonsumsi.(*)