FAJAR, TANJUNG SELOR – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang mengadakan seminar bertajuk ‘Transformasi Pendidikan’ Sabtu, 5 Oktober 2024 lalu, di Kantor Gubernur Lama yang berlokasi di Jalan Agatish, Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan. Seminar tersebut menghadirkan Koordinator Perwakilan Edu Excellence di Indonesia, Imanuel Iman Sine, sebagai pembicara utama. Acara ini dihadiri oleh seluruh Kepala Sekolah (Kepsek) tingkat SMA/SMK sederajat se-Kaltara
Dalam presentasinya, Imanuel Iman Sine membagikan berbagai inisiatif dan pengalamannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu poin penting yang ia tekankan adalah konsep “merdeka belajar.” Menurutnya, merdeka belajar memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan gaya mereka masing-masing. Pendidikan yang baik, bukan hanya sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi juga memahami kondisi psikologis siswa untuk membantu mereka berkembang secara holistik.
“Guru yang kompeten dan termotivasi adalah motor penggerak utama dalam sistem pendidikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, seorang guru tidak hanya harus menguasai materi pelajaran, tetapi juga seni dalam mengajar dan memahami siswa.
Menariknya, Imanuel juga membandingkan beberapa aspek kehidupan antara Indonesia dan Finlandia, khususnya mengenai lingkungan dan pendidikan. Ia mencatat bahwa di Finlandia, pohon cemara sering digunakan sebagai tiang listrik karena kekuatannya yang menyerupai kayu ulin, yang banyak ditemukan di Indonesia. Namun, di Indonesia, selain pohon cemara, ada juga pohon nangka dan sawo yang menambah keanekaragaman flora.
Dalam kunjungannya ke Jalan Rambutan, Tanjung Selor Hilir, Imanuel berbagi pengalaman menarik ketika melihat selokan yang ditutup dengan kayu, yang digunakan sebagai jembatan kecil. Karena penasaran, ia mencoba mengetuk kayu tersebut dan terkejut dengan kekerasannya, sesuatu yang berbeda dari kayu di Finlandia.
“Waktu saya berjalan di Jalan Rambutan, saya melihat selokan yang ditutup dengan kayu. Saya penasaran, lalu memastikan tidak ada yang melihat, saya ketuk kayu itu dan terkejut betapa kerasnya kayu ulin ini,” kenangnya sambil tertawa.
Imanuel juga merasa tersanjung dengan keramahan masyarakat Indonesia, khususnya ketika ia menggunakan kereta cepat. Ia membandingkan sambutan ramah yang diterimanya di Indonesia dengan pengalaman di Finlandia.
“Di sini, saya disambut dengan ucapan ‘selamat siang, Pak, silakan masuk’, sesuatu yang tidak saya temukan di Finlandia,” tambahnya dengan memperagakan gerakan sambutan itu.
Dia juga menyoroti pentingnya apresiasi terhadap sistem yang baik dan keramahan masyarakat, terutama dalam konteks penerapan teknologi seperti kereta cepat. Ia berharap Indonesia dapat mengadopsi nilai-nilai efisiensi dan keramahan tersebut, khususnya dalam bidang pendidikan dan interaksi sosial.
Dalam momen yang sama, Kepala Disdikbud Kaltara, Teguh Henri Sutanto, mengajak para pendidik untuk terus berinovasi dalam menciptakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan efektif.
“Pendidikan harus mampu memotivasi siswa dan membuat mereka terlibat aktif dalam proses belajar,” katanya.
Teguh juga menyampaikan keinginannya untuk memperluas kerjasama dengan negara lain, termasuk Finlandia, khususnya dalam bidang pendidikan. Ia berharap dapat melakukan pertukaran sumber daya antara Indonesia dan negara lain untuk mendukung pembangunan sektor pendidikan di kedua belah pihak.
“Kami berharap perubahan dalam sistem pendidikan dapat dilakukan secara menyeluruh, sehingga bisa mencakup seluruh aspek perkembangan siswa, baik dari segi akademis maupun sosial. Dengan begitu, kami bisa menghasilkan generasi yang berkompeten dan berkarakter,” pungkasnya.
Melalui berbagai inisiatif tersebut, Disdikbud Kaltara berkomitmen untuk menjadikan pendidikan di wilayahnya sebagai sektor unggulan yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.