FAJAR, TANJUNG SELOR – Masih adanya pilah-pilih sekolah yang dilakukan oleh orang tua pelajar saat mendaftar di tahun ajaran baru atau Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), ternyata menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Pasalnya, selain karena bertentangan dengan aturan zonasi sekolah, pikiran umum terkait hal-hal seperti itu ternyata juga tidak boleh dibiarkan terus terjadi. Mengingat kualitas pendidikan yang ada saat ini pada umumnya sudah setara.
Kepala Disdikbud Kaltara Teguh Henri Sutanto, mengatakan pemikiran seperti ini masih sering ditemukan saat PPDB. Pasalnya, mayoritas orang tua pelajar lebih ingin anaknya bersekolah di sekolah kota ketimbang sekolah yang ada di pedesaan.
Menurutnya, sekolah di desa dibangun oleh pemerintah agar masyarakat desa tidak terbebani dengan jarak dan akomodasi anak.
“Misalnya kebanyakan ingin sekolah di SMA atau SMK 1, sehingga diartikan sebagai sekolah favorit atau unggulan. Padahal semua Sekolah itu sama saja. Makanya hal-hal seperti inilah yang menjadi tantangan kita di Disdikbud untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa,” kata pria yang akrab disapa Teguh ini.
Diakui oleh Teguh, saat ini sarana dan prasarana sekolah yang ada di kota memang jauh lebih unggul dari sekolah yang ada di desa. Namun dalam segi kualitas SDM pendidikan, semua sekolah yang ada di Kaltara memiliki kesetaraan yang sama.
“SDM gurunya dan standar kualitas pendidikannya semuanya sama. Jika pun terkait sarana dan prasarana maka hal itu diliat dari tahun dibangunnya sekolah dan harus kita akui juga kalau sekolah baru memang memiliki proses dalam pembangunan sarana dan prasarana, tapi hal itu tidak mempengaruhi kualitas pendidikan kita,” ujarnya.
Disisi lain, Teguh juga menegaskan kalau sarana dan prasarana sekolah juga tidak menjamin si pelajar untuk dapat berkuliah di Perguruan Tinggi tertentu, mengingat semua pelajar di Kaltara saat ini semuanya memiliki peluang yang sama dalam berkuliah di perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Hal ini dapat dibuktikan melalui program kerja sama Disdikbud Kaltara dengan beberapa perguruan tinggi ternama, di mana pelajar-pelajar Kaltara akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tes pendaftaran di jalur khusus yang sudah disiapkan.
“Seperti Universitas Gajah Mada, Unesa, Universitas Hasanuddin dan lainnya itu sudah memberikan kuota kepada pelajar Kaltara untuk diterima. Tinggal bagaimana orang tua dan pelajar itu yang memanfaatkannya,” pungkasnya.