FAJAR, TANJUNG SELOR — Sanitasi menjadi salah satu urusan penting karena jika dilihat tu sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan.
Oleh karena itu, meskipun sanitasi tidak masuk dalam standar pelayanan minimal (SPM), tapi atensi atau perhatian terhadap kondisi lingkungan itu menjadi sangat penting.
“Itu yang paling pertama. Apapun intervensi kesehatan kita, kalau sanitasi atau lingkungan kita jelek, itu susah,” ujar Usman, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Utara (Kaltara) kepada Radar Tarakan saat dikonfirmasi, Rabu (16/10/2024).
Sebagai bentuk perhatian terhadap hal itu, Dinkes Kaltara menekankan agar lingkungan ini menjadi prioritas untuk ditangani di semua kabupaten/kota, sekalipun sanitasi ini tidak menjadi standar pelayanan minimal.
“Jadi terkait dengan setop buang air besar sembarangan (SBS) dalam rangka menciptakan lingkungan yang sehat, itu harus ada aksi nyata,” tegas Usman.
Saat dialog membangun komitmen bersama menuju Kaltara SBS di Tanjung Selor pada Selasa (15/10/2024), dari kabupaten/kota minta ada dukungan dari pemerintah provinsi akar mereka bisa masuk ke pihak swasta yang jadi kewenangan provinsi.
“Misalnya dalam bentuk surat agar mereka itu bisa dibantu dengan CSR dari perusahaan yang menjadi kewenangan provinsi. Ini nanti akan kita buatkan surat supaya bisa mereka bawa sebagai dokumen pendukung ke perusahaan,” tuturnya.
Sebenarnya, untuk mencapai jamban sehat itu, di Kaltara ini aksesnya sudah tinggi. Tapi sistemnya itu kalau belum 100 persen bebas buang air besar sembarangan di satu desa itu, maka belum bisa menyandang status buang air besar sembarangan.
“Kalaupun cuma ada satu yang masih belum menggunakan jamban sehat, itu tidak bisa. Jadi harus semuanya klir,” pungkasnya. (IWK/JPG)