FAJAR, TANJUNG SELOR — Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Teguh Henri Sutanto Kaltara memahami problema kondisi pelayanan pendidikan yang ada di wilayah perbatasan. Utamanya sekolah-sekolah di pedesaan.
Dia menjelaskan, meskipun keterbatasan sarana dan fasiltas, penerapan transformasi pendidikan tetap bisa berjalan. Tak terpaku pada ruang dan suasana belajar saja.
“Saya memahami fasilitas layanan pendidikan kita memang belum merata. Masih tersentral di perkotaan. Banyak sekolah kita di desa yang belum punya gedung dan masih menumpang,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Namun dia tak ingin hal tersebut menjadi alasan. Kalau tak punya gedung, kata dia, bukan berarti tak bisa melakukan pembelajaran dengan baik.
“yang terpenting ada kemauan dan kemampuan untuk belajar. Tak punya gedung bukan berati tidak bisa, jadi inovasi kepala sekolah sangat penting,” dia mengimbuh.
Targetnya, kata dia, transformasi pembelajaran harus diperkuat. Apalagi sudah ada Pergub percepatan transformasi pendidikan, sejak 2022, yang menjadi dasar upaya untuk memaksimalkan sistem pembelajaran yang ada. (*)