FAJAR, TANJUNG SELOR – Pemkab Bulungan bergerak berkesinambungan dalam menerapkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Setelah memiliki Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB), Pemda Bulungan gencar menggelar pelatihan untuk asesment Area berNilai Konservasi Tinggi (ANKT).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan Kristiyanto saat membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas untuk Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi, Konsep, Identifikasi, Pengelolaan, dan Pemantauan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), pada Senin 14 Oktober 2024 mengatakan.
Pelatihan yang dilakukan merupakan tindak lanjut sesuai dengan rencana Pemda Bulungan yang sedang menyiapkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang akan diintegrasikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
“Upaya ini adalah bentuk komitmen kami, bahwa dengan lingkungan hidup yang tetap terjaga, maka pembangunan berkelanjutan bisa berjalan,” ungkap Kristiyanto.
Menurutnya, momentum ini merupakan langkah awal dalam mengintegrasi pembangunan pertanian berkelanjutan, di mana unsur ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan dapat berjalan serasi.
Pelatihan yang diikuti oleh para pemangku kepentingan perkebunan dari perwakilan Pemda, perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat. Dengan total 28 peserta yang mengikuti pelatihan yang digelar selama enam hari, hingga Sabtu 19 Oktober 2024.
Kristiyanto menambahkan, program ini merupakan kerja sama antara Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).
Pemda Bulungan sangat mendukung kegiatan ini lantaran investasi pada Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan upaya jangka panjang untuk melestarikan alam.
“Kami berharap kondisi alam yang lestari juga dapat dinikmati anak cucu hingga tujuh generasi mendatang. Kita bisa memberikan warisan, kata kuncinya adalah konservasi,” tambah Kristiyanto.
Ditempat yang sama Manajer Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Yohanes Ryan menjelaskan. Di Kabupaten Bulungan, YKAN bekerja dalam berbagai kegiatan konservasi dan pemberdayaan masyarakat.
Salah satunya adalah mengimplementasikan RAD KSB. Pada komponen C Rencana Aksi yaitu Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, khususnya program 14, terdapat ayat tentang peningkatan kelestarian keanekaragaman hayati dan landscap perkebunan. Penjabarannya termaktub jelas dalam kegiatan 14.1 sampai 14.3 yaitu identifikasi, pengelolaan, dan pemantauan NKT.
“Pelatihan kali ini kami buat lengkap selama enam hari, karena memang diharapkan keluarannya mampu menjadi asesor utama ANKT. Yang kemudian akan mengkaji seluruh laporan baik identifikasi maupun pengelolaan dan pemantauan ANKT di Kabupaten Bulungan,” ujar Yohanes Ryan.
Selama enam hari, peserta mendapat beragam materi mulai dari ANKT, penilaian kawasan berstok karbon tinggi, studi lapangan, hingga melakukan asesmen. Yohanes mengatakan saat ini kebutuhan akan penilik ANKT di Bulungan sudah mulai muncul.
Sehingga peserta tidak cukup hanya memahami tentang pengertian ANKT saja namun perlu kapasitas dan kapabilitas kualifikasi yang lebih tinggi.
“Apakah dokumen yang disampaikan perusahan tentang pengelolaan ANKT tersebut sudah layak atau belum,” jelas Yohanes.
Menurutnya, kelayakan status dokumen ANKT dari perusahaan perkebunan kelapa sawit, bisa menjadi masukan bagi pemerintah dalam penyusunan RTRW. Tujuan lainnya adalah peserta dapat mengevaluasi alokasi Area Penggunaan Lain.(*)