FAJAR, TANJUNG SELOR, – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltara, berupaya menaikkan Indeks Pembangunan Literasi Mayarakat (IPLM) dan tingkat kegemaran membaca (TGM), terutama bagi generasi muda.
Kepala DPK Kaltara, Ilham Zain mengatakan literasi menjadi gol keberhasilan pemerintah daerah menjalankan program nasional.
“Menuju Indonesia Emas 2045, itukan paling dikuatkan ya literasi. Misalnya generasi muda bisa siap dalam hal penyiapan untuk wawasan dan pengetahuannya,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Ia tambahkan, jika progres Proyek Strategi Nasional di Kaltara yang salah satunya Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Bulungan sudah berjalan, maka pendatang dari luar akan masuk ke Kaltara. Sedangkan tingkat literasi warga luar Kaltara ini cukup tinggi, sudah ditunjukkan saat sesi wawancara awal.
“Begitu wawancara, biasanya tidak berkembang wawasannya. Padahal waktu wawancara itu waktu yang menentukan. Itu jadi kegelisahan saya, bagaimana literasi di Kaltara bisa bagus,” tuturnya.
Ia mengakui, TGM di Kaltara cukup tinggi bahkan di posisi ke-6 dari 38 provinsi di Indonesia. Namun, dilihat dari rasio penduduk yang di Kaltara yang hanya berkisar 720.000 orang. Jika sudah ramai pendatang baru, maka jumlah penduduk ini akan bertambah jumlah pembaginya dan TGM ikut turun.
Terutama tingkat masuk ke perpustakaan dan membaca yang rendah di Kaltara, maka indikatornya bisa berpengaruh dan terancam TGM di posisi ke-12 hingga 20.
“TGM ini harus stabil. Kalau IPLM tertinggi juga, kita ke-11 dan itu sudah lumayan. Cuma perkembangan daerah ini tinggi, penduduk datang malah kita keteteran,” tandasnya.
Pihaknya pun sudah berupaya agar tingkat iterasi masyarakat bisa naik dan terpenuhi. Di Perpustakaan Daerah pun, kata dia sering mendapatkan kunjungan dari para pelajar untuk menikmatinya fasilitas perpustakaan. Termasuk mendapatkan edukasi agar meningkatkan pengetahuan.
Pihaknya menjadwalkan kunjungan sekolah, dengan memberikan undangan untuk pemanfaatan fasilitas Perpustakaan Daerah. Salah satunya juga membentangkan spanduk, Kerjakan PR Disini.
“Koleksi buku kita ini sekitar 5.000 an, tapi itu masih kurang. Malau IPLM itu harus 65 ribu minimal bukunya. Standarnya memang masih jauh. Tapi, kita siapkan komputer, printer dan lainnya,” imbuhnya.
Hal ini pun menarik minat para pelajar untuk datang dan menikmati destinasi belajar secara bergantian. Pihaknya pun sudah membuatkan jadwal sesuai permintaan, biasanya seminggu hanya 2 atau 3 sekolah agar pelayanan juga maksimal.
“Kalau dari sisi ruang sebenarnya perpustakaan di Kaltara ini sudah memenuhi standar. Teater itu saja yang kurang, misalnya untuk kapasitas 50 orang. Jadi bisa belajar secara visual melalui film dokumenter,” tandasnya.
Namun, kelemahannya perpustakaan daerah tidak memiliki gedung sendiri dan tergabung dengan kantor layanan dan kearsipan. Hanya saja hal ini menjadi permasalahan yang sama di seluruh Kaltara karena keterbatasan pemerintah daerahnya. Soal teater dan gedung ini pun sudah diusulkannya ke TAPD.
“Harusnya terpisah dengan masyarakat yang harusnya berurusan dengan buku saja. Misalnya kita punya kantor di bagian belakang, perpustakaan dan arsip sendiri. Harapan kita TAPD bisa menerima usulan kami, IPLM tidak bisa tinggi kalau permasalahan ini tidak teratasi,” pungkasnya.