FAJAR, NUNUKAN — Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ternyata dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat. Termasuk mereka yang ada di wilayah tapal batas negara Indonesia.
Kabupaten Nunukan menjadi salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan Negeri Jiran, Malaysia. Meski di ujung negeri, program JKN tetap bisa dinikmati oleh masyrakat luas.
Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hadir di Nunukan untuk memastikan program tersebut berjalan. Data yang dihimpun FAJAR, dari total penduduk Nunukan sebanyak 194.119 jiwa, peserta yang telah terdaftar di BPJS Kesehatan mencapai 193.461 jiwa atau mencapai 98 persen.
Bahkan pada HUT ke 54 BPJS Kesehatan tahun ini, pelaksanaanya dipusatkan di GOR Astrada, Desa Sungai Nyamuk, Pulau Sebatik, Nunukan, Selasa 12 Juli. Mengangkat tema BPJS Kesehatan Hadir di Ujung Negeri, menjadi bukti layanan JKN kian merata ke seluruh masyarakat di tanah air.
Salah satu peserta BPJS Kesehatan di Nunukan, Norazlin merasakan betul manfaat program JKN. Kata dia, meski tinggal di wilayah batas negara, ap yang didapatkan masyarakat di kota lain juga tetap bisa dirasakan.
Ketika menjalani proses persalinan di RSUD Nunukan belum lama ini, diadan keluarga tak lagi pusing dengan berbagai urusan administrasi atau biaya. “Tak ada lagi yang dipikirkan, alhamdulillah semua berkat layanan BPJS Kesehatan,” ungkap ibu satu anak ini.
Warga lainnya, Muh Tamimi juga sangat terbantu dan puas dengan adanya layanan BPJS Kesehatan. Kata dia, selama ini dia dan keluarganya tak lagi khawatir soal layanan rumah sakit, terutama masalah biaya karena semuanya telah tercover lewat program JKN.
“Di rumah sakit, kami pun tak dibeda-bedakan, dengan pasien umum. Semua sama dan merata. Semua berkat BPJS Kesehatan yang telah membantu seluruh masyarakat,” jelasnya.
Seluruh keluarga, baik orang tua dan saudaranya pun juga telah terlindungi manfaat BPJS Kesehatan. Meski ada yang menjadi peserta mandiri, namun baginya yang terpenting adalah manfaat dari pelayanan yang didapatkan.
Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Arief Witjaksono Juwono Putro mengatakan ini menjadi wujud nyata dari kehadiran program JKN, bagi masyarakat yang berada di wilayah Terdepan, Terpencil, Tertinggal (3T). Pihaknya terus memberikan edukasi dan sosialisasi hingga wilayah pelosok.
“Hari ini kami hadir di Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Ini sebagai bentuk dari BPJS Kesehatan untuk membangun bangsa yang kuat, dan bangsa yang sehat,” ungkapnya.
Kata dia, BPJS Kesehatan telah menyelenggarakan program JKN selama 54 tahun. Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa program jaminan kesehatan sesungguhnya telah lama dilaksanakan dan telah melalui berbagai transformasi dan bisa dirasakan hingga ke pelosok.
Saat ini kepesertaan BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia sudah mencapai 226 juta peserta atau 86 persen dari jumlah penduduk. Sementara di Nunukan jumlahnya 193.461 jiwa.
“Atas komitmen Pemkab Nunukan yang didukung oleh DPRD, BPJS Kesehatan telah mencatat yang telah terdaftar sebagai peserta JKN telah mencapai 98 persen dari jumlah penduduk Nunukan,” bebernya.
Sedangkan yang belum terdaftar sebanyak 658 jiwa. Dia pun berharap ke depannya semua bisa terlindungi program JKN.
Dia menambahkan, kunjungan ini menjadi yang kedua kalinya di wilayah Sebatik, sejak pertama kali datang pada 2015 silan. Diapun melihat perubahan transformasi yang luar biasa. Termasuk dari segi pelayanan kesehatan seperti RSUD Nunukan yang kian lengkap.
“Fasilitas kesehatan seperti RSUD Nunukan sudah mempunyai 21 dokter spesialis. Ini sangat luar biasa dan tentu akan meningkatkan mutu pelayanan bagi peserta JKN,” tambahnya.
Pihaknya juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap ke peserta untuk meningkatkan kesadaran peserta akan manfaat dan pentingnya program JKN. Utamanya agar dapat mengetahui prosedur, hak dan kewajiban peserta JKN.
Ke depan pihaknya juga terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan. Salah satunya prgram antrean daring (online), yang membuat masyarakat tak perlu mengantre panjang lagi di rumah sakit.
Komitmen pelayanan JKN juga kian diperkuat dengan adanya program Penerima Bantuan Iuran (PBI) bagi masyarakat kurang mampu. Selain melalui APBN ada pula bantuan melalui Pemkab Nunukan untuk masyarakat.
Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah bahkan menyebutkan jika jika pemda juga memberikan bantuan berupa transportasi. Utamanya jika ada masyarakat Nunukan yang perlu dirujuk keluar daerah.
Menurutnya, upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian Pemkab Nunukan kepada masyarakat khususnya di Pulau Sebatik.
“Pemerintah Daerah sangat memperhatikan persoalan kesehatan masyarakat, dan ini adalah salah satu tugas dan fungsi Pemerintah Daerah selain tugas-tugas lainnya, sehingga perlu perhatian yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Daerah”, ujarnya.
Hanafiah berharap dengan telah dilakukannya berbagai upaya dari pemerintah, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara baik.
Dia juga berharap kepada masyarakat peserta BPJS Kesehatan Mandiri agar dapat membayar iuran kesehatannya secara rutin dan disiplin. Ini akan sangat membantu peserta kesehatan yang lainnya yang sangat membutuhkan.
Kegiatan pada peringatan HUT ke-54 BPJS Kesehatan dilaksanakan berbagai kegiatan berupa senam sehat prolanis, pemberian informasi langsung (PIL) kepada peserta melalui booth yang dilengkapi berbagai media informasi terkait program JKN. Setelah itu dilanjutkan dengan peninjauan Puskesmas Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah.
Direktur RSUD Nunukan, Dulman mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan adanya program JKN. Kata dia, dengan layanan tersebut seluruh pasien di rumah sakitnya tak lagi khawatir dengan masalah biaya.
Tak hanya layanan ke pasien saja , klaim atas biaya pelayanan pun cepat. Sehingga operasional rumah sakit bisa tercover dengan membantu semua masyarakat. Terutama mereka yang kurang mampu.
“Pasien tak pusing lagi masalah biaya. Alhamdulillah, apa yang didapatkan di kota-kota besar, bisa dnikmati masyarakat perbatasan. Tak ada perbedaan sama sekali, pelayanan tetap sama,” ungkapnya.
Dulman berharap pelayanan BPJS terus meningkat. Bisa mencover seluruh peserta utamanya yang ada di wilayah pedalaman. Sehingga ketika ingin berobat baik ke puskesmas hingga rumah sakit bisa terbantu dari sisi biaya ataupun pelayanan.(*)