FAJAR, NUNUKAN — Manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) betul-betul dirasakan oleh masyarakat yang bermukim di wilatah perbatasan. Bisa menikmati layanan kesehatan yang sama dan merata.
Meski tinggal di wilayah batas negara Indonesia-Malaysia, yakni di Kab Nunukan namun pelayanan JKN tetap bisa diterima layaknya di kota-kota lain. Israfil pun merasa bersyukur orang tua dan keluarga bisa tercover dan menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Kepada FAJAR, pria yang bekerja di Perumda Air Minum Tirta Taka ini mengatakan jika dia beserta istri dan anaknya sudah mendapat layanan BPJS Kesehatan lewat kantornya. Sementara khusus orang tuanya, didaftarkan lewat peserta mandiri.
“Alhamdulillah dengan layanan JKN ini, kami merasa tenang bersama keluarga. Tak diminta-minta, ketika ada yang sakit kami sudah terlindungi dan tak repot lagi jika ingin mendapat pelayanan kesehatan,” ungkapnya.
Apalagi, kata dia, pelayanan JKN dinilainya semakin baik. Bisa mencover beberapa pemeriksaan penyakit, sehingga sudah menjadi tanggungan BPJS Kesehatan. Cukup langsung ke faskes tingkat pertama atau rumah sakit, layanan kesehatan yang baik melalui program JKN sudah didapatkan.
Tak hanya istri, anak, beserta orang tuanya. Keempat saudara Israfil pun sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. “Meski kami di perbatasan, ternyata manfaat yang didapatkan sama,” tambahnya.
Ibunda Israfil, Mirawati mengaku merasa tenang semenjak dirinya menjadi peserta BPJS Kesehatan. Di umurnya yang tak muda lagi, kini dia sudah terlindungi dalam program JKN.
“Alhamdulillah masalah kesehatan kami sudah tercover lewat BPJS Kesehatan. Kami pun merasa tenang dan nyaman, karena pelayanan yang didapatkan sama dengan yang lainnya,” tambahnya.
Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Arief Witjaksono Juwono Putro mengatakan ini menjadi wujud nyata dari kehadiran program JKN, bagi masyarakat yang berada di wilayah Terdepan, Terpencil, Tertinggal (3T). Pihaknya terus memberikan edukasi dan sosialisasi hingga wilayah pelosok.
Kata dia, BPJS Kesehatan telah menyelenggarakan program JKN selama 54 tahun. Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa program jaminan kesehatan sesungguhnya telah lama dilaksanakan dan telah melalui berbagai transformasi dan bisa dirasakan hingga ke pelosok.
Saat ini kepesertaan BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia sudah mencapai 226 juta peserta atau 86 persen dari jumlah penduduk. Sementara di Nunukan jumlahnya 193.461 jiwa.
“Atas komitmen Pemkab Nunukan yang didukung oleh DPRD, BPJS Kesehatan telah mencatat yang telah terdaftar sebagai peserta JKN telah mencapai 98 persen dari jumlah penduduk Nunukan,” ungkapnya.
Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid juga mmemberi apresiasi atas layanan JKN yang diterima. Kata dia, berkat manfaat dari kepesertaan BPJS Kesehatn warganya tak lagi pusing jika beradapan dengan pelayanan kesehatan. Utamanya dari masalah biaya.
Tak hanya perusahaan dari pemerintah saja, diapun terus mendorong semua sektor usaha termasuk sektor informal untuk bisa menjadi peserta BPJS Kesehatan. Hasilnya ada 98 persen warganya yang sudah terlindungi program JKN.
“Tak hanya pegawai bank atau BUMD dan BUMN, semua sektor informal juga telah terlindungi layanan BPJS Kesehatan. Mulai dari petugas kebersihan, petani rumpu laut, hingga pengusaha semua telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan,” jelasnya.
Pihaknya juga memberi stimulus agar seluruh pegawai non-ASN bisa menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ini, kata dia, untuk memberi perlindungan yang optimal bagi masyarakat. Agar ketika mereka sakit, tak lagi terbebani masalah biaya.
Laura sapaan akrabnya juga menyebutkan jika manfaat yang didapatkan oleh warganya tak berbeda, meski berada di wilayah perbatasan. Baik yang ada di pulau Nunukan, Sebatik, hingga warga perbatasan di wilayah Krayan.
“Kami akan terus membantu BPJS Kesehatan agar semua masyarakat bisa terjangkau layanan ini. Apalagi ada program bantuan iuran, untuk yang memang kurang mampu. Kami membiayai jaminan kesehatan lewat anggaran baik APBD maupun APBN,” ungkapnya.
Diapun mengajak seluruh warganya untuk bisa bergabung menjadi peserta BPJS Kesehatan. Tak ada ruginya menjadi peserta JKN, karena hampir seluruh manfaat bisa dirasakan. Layanan Kesehatan pun bisa mendapat pelayanan secara maksimal dimana pun warganya berada.
Hal yang sama juga dirasakan oleh H Asnawi. Pria yang bermukim di wilayah Sebatik ini mengatakan jika manfaat layanan BPJS Kesehatan juga telah dinikmati seluruh keluarganya.
Semenjak bergabung dengan kepesertaan BPJS Kesehatan, layanan yang didapatkan untuk kesehatan telah tercover lewat program JKN. Ketika berobat, semua telah ditanggung baik di rumah sakit ataupun puskesmas.
Baginya, BPJS Kesehatan menjadi penolong masyarakat utamanya yang kurang mampu. Hanya membayar biaya yang sangat rendah setiap bulannya untuk kelas III, hampir semua manfaat layanan kesehatan telah didapatkan.
“Tentu warga utamanya di Sebatik sangat terbantu dengan pelayanan ini. Kehadiran BPJS Kesehatan memberi manfaat yang sangat besar, apalagi masalah kesehatan adalah yang paling krusial,” ungkapnya.
Dia berharap pelayanan BPJS Kesehatan semakin baik ke depannya. Karena yang menikmatinya tak hanya dari kalangan pegawai saja, kini seluruh masyarakat juga bisa menjadi peserta JKN.
Terutama warga Sebatik, yang didominasi oleh petani kelapa sawit dan pekerja rumput laut. Beberapa dari mereka yang memang bekerja di sektor tersebut, kata dia, juga telah menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Tak hanya mendapat pelayanan Kesehatan di Nunukan saja, melainkan di tempat lain. Seluruh faskes bisa dimanfaatkan bagi peserta BPJS Kesehatan. Ketika membutuhkan rujukan, kata dia, layanan BPJS Kesehatan akan memberikan kemudahan ke setiap pesertanya.
“Kami berharap ke depan pelayanan semakin baik. Bisa menjangkau seluruh masyarakat, kemudian apa yang ada sekarang terus dipetahankan oleh BPJS Kesehatan. Karena seluruh manfaat betul-betul terasa sampai ke bawah,” tambahnya.(*)