22 Tahun Letkol Inf Victor Andhyka Tjokro Mengabdi untuk Negara 

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR — Letkol Inf Victor Andhyka Tjokro sudah 22 tahun mengabdikan diri sebagai TNI. Selama berkarier, pria kelahiran Madiun, 3 Mei 1979 ini telah 11 kali berpindah jabatan. 

Kini dia resmi menjabat sebagai Dandim 0903 Bulungan, beberapa hari lalu. Segudang pengalaman di berbagai tempat menjadi modal ayah dua anak tersebut, dalam menjalankan amanah yang diembannya saat ini. 

Kepada Harian FAJAR Letkol Inf Victor Andhyka Tjokro berbagi cerita tentang jenjang kariernya. Tahun 2000 dia lulus di Akademi Militer dengan penempatan pertama di Batalyon 611 Samarinda. 

Selama 9 tahun bertugas, dia mengemban sejumlah jabatan penting di Batalyon 611 . Mulai dari Danton hingga posisi sebagai Kepala Seksi Operasi. Kemudian suami dari Chrisye Fransina Surentu ini ditugaskan di wilayah perbatasan, yakni perbatasan Timor Leste serta di wilayah batas negara Indonesia-Malaysia di Nunukan. 

“Untuk wilayah perbatasan, utamanya di Nunukan semua pos sudah saya masuki. Jadi untuk wilayah batas negara, saya susah tahu lah, gambaran kegiatan dan pengaman di wilayah ini,” ungkapnya saat berbincang dengan awak media di ruang kerjanya, Senin, 17 Oktober.  

Tak hanya di dalam negeri, Letkol Inf Victor Andhyka Tjokro juga pernah ditugaskan di Tawau Malaysia sebagai perwira penghubung antara angkatan darat Malaysia dan Indonesia. Selama dua tahun, dia mengabdikan diri untuk tugas kemiliteran di negeri Jiran. 

“Istri dan anak ikut. Bahkan anak kedua saya lahir di Malaysia. Selai menjadi LO disana, kami juga membantu tugas-tugas Konsulat Jendral. Tentu bertugas di Malaysia menjadi sebuah pengalaman yang berharga,” dia mengimbuh. 

Setelahnya dia berangkat pendidikan di Bandung serta bertugas di Pusat Latihan Tempur Angkatan Darat, dengan wilayah latihan 43 ribu hektare. Pengalaman berharga pun didapatkannya selama menjalani latihan empat tahun lebih. 

“Pengalaman di sana asik juga, karena perumahan disana tengah-tengah hutan. Kalau mau lihat jalan raya, keluar sepanjang 2 kilometer. Saat musim kemarau, hewan-hewan seperti monyet dan lain-lain masuk ke tempat kita,” ujarnya. 

“Di sana saya mengenal semua kecabanan. Saya kan orang infanteri. Kalau disana kecabanannya lengkap. Karena ini menjadi tempat latihan angkatan darat,” bebernya.  

Dia juga sempat bertugas di Kodam I Bukit Barisan Medan, dengan berbagai posisi hanya dalam waktu singkat. Bahkan dalam kurun 10 bulan, dia telah berpindah 3 posisi, sebelum mendapat amanah sebagai Dandim Bukit Tinggi. 

Terakhir, dia menjabat sebagai Pabandya 2/Kerma NKL, hingga kembali mengemban amanah sebagai Dandim Bulungan. Menurutnya ini merupakan tanggung jawab yang besar, menjaga keamanan wilayah, hingga memastikan program pembangunan pemerintah berjalan tanpa hambatan. 

Termasuk terlibat aktif dalam berbagau kegiatan kemasyarakatan. Baik menangani stunting, ketahanan pangan, hingga memastikan tak ada konflik antar masyarakat. (*) 

  • Bagikan