90 KK Terdampak Tanggul Jebol

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR – Tanggul atau penampung limbah salah satu perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Bunyu, Bulungan jebol, Selasa (31/1) sekitar pukul 14.00 Wita. Akibatnya, sejumlah permukiman warga di Desa Bunyu Barat terdampak.

Salah seorang warga Bunyu, Hariyono mengatakan, sebenarnya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan ini sudah lama tidak beroperasi, karena ada perizinan yang tidak dipenuhi. “Jadi, untuk sementara kegiatan operasional disetop,” kata Hariyono, Rabu, 1 Februari. 

Dengan tidak beroperasinya perusahaan itu, warga mengkhawatirkan tanggul akan jebol saat intensitas hujan tinggi. Akhirnya apa yang dikhawatirkan pun terjadi saat ini. “Struktur tanahannya kan pasir. Jadi, kalau intensitas hujan tinggi pasti jebol,” ungkapnya.

Akibat kejadian ini, permukiman dan perkebunan milik warga rusak tergenang air lumpur dan material lainnya. “Lahan yang terdampak cukup luas,” bebernya.

Informasinya, ada sekitar 90 kepala keluarga (KK) yang bermukim di RT 1 Desa Bunyu Barat terdampak akibat jebolnya tanggul limbah tersebut. “Bukan hanya di darat. Limbah ini juga sudah mencemari perairan Bunyu,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, perairan yang terdampak limbah kurang lebih sepanjang 5 kilometer (km) dari bibir pantai. “Dampak limbah ini sudah sangat luar biasa. Bahkan, sekarang ini sudah banyak kerang yang mati akibat pencemaran limbah,” bebernya.

Bupati Bulungan, Syarwani mengaku sudah menerima laporan dari warga Bunyu terkait adanya tanggul yang jebol tersebut. “Saya sudah perintahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bulungan untuk turun ke lapangan,” ungkapnya.

Nantinya, hasil peninjuan di lapangan itu akan dibahas lebih lanjut dalam rapat untuk langkah yang akan diambil ke depan. “Iya, kalau memang ada indikasi kelalaian dari perusahaan tentu ada sanksi yang akan diberikan sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

  • Bagikan