Upah Tak Dibayar, Tukang Segel Bangunan Sekolah yang Dibangun Kementerian PUPR 

  • Bagikan

FAJAR, NUNUKAN — Usai penyegelan sejumlah sekolah oleh sub kontraktor karena tidak dibayarkannya pembayaran proyek oleh pihak kontraktor pelaksana, sekarang giliran para tukang yang mengerjakan gedung sekolah proyek tersebut yang menyegel sejumlah sekolah.

Seperti penyegelan yang dilakukan di SDN 02 Sebatik. SDN tersebut disebutkan telah disegel selama sepekan sejak Rabu (24/2) lalu hingga Rabu (31/1) kemarin. Itu diungkapkan Kepada SDN 02 Sebatik, Meliani ketika dikonfirmasi.

Meliani mengaku, dampak dari penyegelan pihaknya terpaksa harus menerapkan pembelajaran during agar proses belajar mengajar tetap terlaksana. Sebab, ada ratusan pelajar yang bersekolah di SDN 02 Sebatik, tidak bisa menggunakan ruang kelasnya karena disegel tukang.

“Kami ada 172 murid pak, jadi terpaksa harus belajar during, kalau tidak begitu anak-anak bagaimana bisa mendapatkan pembelajaran, sementara ruang kelasnya di segel,” ujar Meliani ketika dihubungi oleh Radar Tarakan (JP Group), Rabu (31/1).

Dirinya mengaku, ada 6 ruang kelas belajar yang disegel tukang, hanya tersisa ruang guru dan 1 kelas saja, untuk digunakan pembelajaran daring oleh guru-guru di sekolah. Ruang juga diberikan setelah pihak sekolah memohon kepada pihak para tukang.

Meliani sendiri tentu dibuat bingung dengan keadaan itu, apalagi penyegelan tersebut bukan kali pertamanya. 

Sebelumnya sekolahnya juga sudah pernah disegel pada Oktober 2023 lalu. Sekarang penyegelan dilakukan lagi oleh para tukang bangunan yang haknya belum dibayarkan oleh sub kontraktor.

“Ya pak, kalau begini keadaannya kita juga pusing sebenarnya, karena belum ada solusi, ini kejadian sudah dua kali, penyegelan baru berhenti dilakukan, kalau hak mereka para tukang sudah dibayarkan, masalahnya mau sampai kapan kami begini,” keluh Meliani.

Segala cara telah dilakukan pihaknya, misalnya seperti pernah mengundang para tukang bangunan serta orangtua murid, untuk mediasi dan menjelaskan kondisi yang terjadi. Kendati demikian, tidak ada jalan keluar apapun, kecuali sub kontraktor harus melunasi pembayaran para tukang. Termasuk ketika Meliani, melaporkan peristiwa penyegelan sekolah kepada dinas terkait, belum solusi yang bisa dilakukan.

“Kita juga dibuat dilema, karena para tukang awalnya datang baik-baik dan menjelaskan kondisi mereka. Jadi hanya dengan cara menyegel sekolah, tuntutan mereka mungkin segera akan didengar dan gaji mereka segera dibayar, kita berharap lah persoalan ini cepat selesai,” harap Meliani mengakhiri.(JPG) 

  • Bagikan