Aksi Sosial KKSS Berau, Berbagi Air Mineral dan Makanan Ringan Bagi Warga Melintasi Jalur Alternatif Sambaliung

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG REDEB — Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kab Berau menggelae aksi sosial, Kami 8 Juni. Mereka berbagi air mineral serta makanan ringan berupa pisang goreng (sanggar) bagi warga yang antre melintasi penyeberangan serta jembatan alternatif, dari Sambaliung menuju Tanjung Redeb atau sebaliknya. 

Aksi sosial ini dipimpin langsung oleh Ketua KKSS Berau, Ir H Taupan Madjid. Sembari berbagi minuman dan makanan ringan, tampak berbincang dengan masyarakat. Diapun melihat kepadatan antrean warga yang hendak melintas. 

Kepada FAJAR, aksi sosial ini merupakan wujud kepedulian KKSS, atas kondisi yang terjadi. Dia memahami kondisi sosial akibat penutupan Jembatan Sambaliung memang sangat besar, terutama untuk mobilitas masyarakat. 

“Bayangkan saja ada 2.000 kendaraan yang melintas per jamnya. Jadi anteran untuk penyeberangan memang sangat padat. Baik mereka yang ingin bersekolah atau bekerja,” beber mantan Kadis PUPR Berau ini kepada FAJAR, kemarin. 

Dengan kondisi sekarang, tak hanya pemerintah yang harus turun tangan menangani hal tersebut. Keterlibatan ataupun peran swasta sangat penting. Pemerintah keterbatasan armada terutama untuk menyediakan angkutan bagi masyarakat. Nah swastalah yang bisa ikut berperan, untuk membantu menyediakan armada penyeberangan bagi masyarakat. 

“Baik pemda serta sektor swasta dalam kondisi seperti ini, harus sama-sama berkorban. Bagaimana kita bisa mengantisipasi antrean panjang tersebut.  OPD terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan, juga berada di lokasi. Mengatur arus penyeberangan serta antisipasi ketika ada masyarakat yang pingsan,” ungkapnya.  

Saat menjabat sebagai Kadis PUPR, kata dia, beberapa langkah antisipasi atas penutupan Jembatan Sambaliung sudah dirapatkan bersama. Dipaun berharap, agar pekerjaan jembatan tersebut bisa selesai sesuai waktunya. Jika perlu konstruksi dipercepat, agar masyarakat bisa segera melintas dengan normal. 

“Terpenting ini bagi mereka yang bekerja dan bersekolah. Kami harap Dinas Pendidikan juga mengatur sedemikian rupa, jadwal untuk sekolah bagi mereka yang berasal dari Sambaliung dan sekitarnya,” tambahnya. (*)

  • Bagikan