Kebakaran Landa 30 Hektare Lahan

  • Bagikan

FAJAR, TANJUNG SELOR – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda wilayah Bulungan dalam tiga hari terakhir. Lahan seluas kurang lebih 30 hektare (ha) kembali dilalap si jago merah pada Selasa (2/8) malam.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Bulungan, Rafidin mengatakan, berdasarkan keterangan dari saksi. Api bermula dari lahan masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar.

“Lahan milik warga seluas kurang lebih 10 hektare ini berdekatan dengan lahan milik perusahaan PT Dharma Inti Sawit Lestari dan PT Tunas Borneo,” kata Rafidin

Awalnya, lahan yang diduga sengaja dibakar ini dijaga. Namun, karena cuaca yang cukup panas dan angin kencang, api membesar serta merembet ke lahan milik perusahaan PT Dharma Inti Sawit Lestari dan PT Tunas Borneo Plantation.

“Menindaklanjuti laporan dari pihak perusahaan. Kita langsung melakukan pemadaman bersama pihak terkait,” ungkapnya.

Kemudian, api baru bisa dipadamkan, Rabu (2/8) sekitar pukul 07.00 Wita. Namun, petugas gabungan tetap bertahan di lokasi. Itu dilakukan untuk memastikan tidak ada sumber api. “Lokasi kebakaran ini agak miring dan curam,” bebernya.

Namun, lokasinya tidak jauh dari sumber air. Sehingga, memudahkan petugas di lapangan dalam mengendalikan karhutla tersebut.

“Iya. Sumber air tidak jauh. Jadi, petugas kita lebih mudah dalam mengendalikan kebakaran,” ujarnya.

Kendati demikian, BPBD Bulungan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melalukan pembakaran lahan. Jikapun dilakukan harus ada pendampingan. “Tidak bisa sembarangan membakar. Ada sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran tanpa pengawasan. Apalagi dalam beberapa hari terakhir ini cuaca cukup panas. “Kondisi cuaca panas rentan menyebabkan kebakaran hutan,” ujarnya.

Umumnya, Agustus-September masuk musim tanam. Pada masa ini, banyak masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar. “Sekarang ini kita sudah membentuk posko karhutla,” bebernya

Selain itu, masyarakat perduli api (MPA) juga sudah dibentuk. Ini salah satu upaya untuk mengantisipasi karhutla agar tidak semakin meluas. “Kita akan terus siaga agar kebakaran lahan tidak semakin meluas,” pungkasnya. (jpg/fajar)

  • Bagikan